Mungkin cinta serupa tetesan embun pagi, yang jatuh ke tanah lalu menghilang
Cinta
Cinta bukan mencari siapa yang terhebat; tapi cinta mengajarkan untuk tumbuh menjadi hebat bersama
Cinta bukan untuk mengubah diri orang lain menjadi yang kita inginkan; tapi cinta mengajarkan untuk berubah bersama ke arah kebaikan
Cinta tak mengenal menang dan kalah; tapi cinta mengajarkan tentang kesabaran dan melepaskan
Masih (ada) kamu
Aku tak pernah berharap kamu akan membaca tulisan ini. Yang kutahu kamu bukanlah orang yang sentimentil terhadap perasaan. Kamu pandai menyembunyikan perasaan, sama dengan wajahmu yang selalu datar saat mendengarkan ceritaku. Bahkan, sampai sekarang aku hanya bisa menerka apa yang ada dalam benakmu tentang diriku. Mungkinkah kau tak pernah menyukaiku?
Ini mungkin tulisan terkonyol yang kubuat untukmu. Saat semuanya telah berakhir, kenapa hati ini masih mempertanyakan tentang semua perasaanmu. Kenapa tak dari dulu saja aku menanyakan tentang isi hatimu sebenarnya terhadapku. Boleh aku jujur? Masih tersisa rasa kecewa di hati tentang hubungan yang telah berakhir tanpa ujung. Ah, sudahlah tak usah kau pikirkan. Kamu boleh menertawakan semua ini. Ya, tertawalah sekerasnya. Tertawakan saja diriku yang masih mengagumimu melebihi apa pun. Tapi, ijinkan aku memberitahumu satu hal
Kamu, lelaki yang kerapkali menyisakan kehangatan di dadaku. Bahkan, saat sepasang lenganmu tak lagi menyanggaku. pesonamu masih saja tertinggal di hatiku.
I try
[youtube=http://youtu.be/WEQ0l_m3Xm0]
Aku telah mencoba melupakanmu, tapi hatiku tidak
Genre Lagu
Sebenarnya aku bukan penggemar fanatik lagu. Hanya sesekali aku mendengarkannya sebagai referensi dalam menulis atau sekadar mengisi kesepian saat berada di kamar. Kalau diingat-ingat orang yang pertama mengenalkan lagu itu kakak laki-lakiku. Semenjak aku duduk di bangku SD dia sudah meracuniku dengan lagu-lagu barat. Dan, aku suka. Meskipun selera musik kami berbeda. Kakakku penyuka lagu bergenre keras, sedangkan aku lebih ke Pop. Tapi, selera musik itu menyatukan kami berdua.
Aku yang terbiasa mendengarkan lagu-lagu milik kakak, lambat laun jadi menyukainya. Ya, bolehlah sekali-laki telingan di dengarkan lagu milik Greenday, Oasis, Nirvana, The President of USA, Third Eye Blind, dll. Dan, referensi lagu yang dikenalkan kakakku membuat pengetahuanku tentang musik menjadi kaya.
Kalau dulu pas masih remaja lebih suka dengan Boyband soalnya ganteng-ganteng :D, tapi sekarang sih semua lagu didengarkan. Jadi, nggak hanya fanatik sama 1 grup saja. Dan, tetap saja saya lebih suka lagu-lagu era 90-an. Ada banyak lirik-lirik yang kuat untuk tetap dikenang sama telinga. Kalau lagu-lagu jaman sekarang kurang menarik. Entahlah, mungkin hanya perbedaan selera saja.
Apa genre lagu favoritmu?
Hanya Ingin Menulis saja
Dua hari tak menyentuh laptop rasanya isi kepalaku entah kemana. Ketika membuka draft novel yang kutemukan hanya kebuntuan. Memang benar kalau menulis novel itu perlu napas panjang agar nggak bosan. Dan, godaan terbesar saat ini adalah kemalasan. Ya, gimana mau nerbitin buku kalau nggak bisa menahan godaan itu. Ayolah semangat. Ada beberapa kawan yang menunggu karyamu.
#edisi menyemangati diri sendiri
Gadis Pemetik Luka
Seorang gadis bermata pelangi menatap kosong
Warna-warna di manik matanya menjelma kelabu
Tersisa siluet hitam membentang pekat di kedua bola matanya
Tak ada yang tersisa dari pancaran warna pelangi
Semua seakan menghilang saat sang pemilik kehilangan kedua sayapnya
Lantas cinta yang pernah ada menjelma duri yang menyakitkan
Kini, gadis pelangi tak ubahnya porselen cina
Hampa
Ketika warna merah muda di pualam pipinya memudar
Terganti anak-anak sungai di kedua pipinya yang pucat
Tak ada lagi warna pelangi
Karena, sang gadis lebih menikmati luka di hatinya
Biar luka ini aku yang rasa