Move On
Oke. Bergerak di sini maksudnya beralih dari masa meratapi kegagalan dalam asmara. Sudah deh cukup nangis bombaynya. Cukup juga ngerasa bahwa diri ini nggak baik sampai pasangan kita rela meninggalkan kita. Ayo singkirkan semua tissue yang ada di rumah. Berhenti memutar lagu yang membuat diri ini menangis. Berhenti mencari tahu segala tentang dia.
"Just Because you miss someone, doesn't mean you need then back in your life. Missing is just part of moving on. - Moving On Quotes
Aku mengenang kamu yang telah pergi
Potongan-potongan rekam jejakmu memenuhi benak
Aku terpelanting ke masa silam
Kamu, lelaki yang kerap kali kurindukan
Kubisikkan namanya sebelum mata ini terpejam
Kini, hanya tersisa patahan yang terburai menjadi serpihan
Kala rindu datang akan membuatmu tergugu beberapa saat
Mengenang dia yang telah pergi
Hari ini aku hanya ingin mengenangmu
Merindukanmu walau hanya sejenak
Mengulang kembali masa-masa di mana kita saling merindu
Hanya hari ini saja
Ijinkan aku mengenangmu
Ijinkan aku mengenang sebelum punggungmu meninggalkanku jauh di belakang
Sejatinya, cinta itu saling menghormati. Bukan saling berperang siapa yang paling hebat
Larut
Rasa sakit ini seperti ribuan jarum yang menancap di ulu hatiku
Memar di hatiku kembali berdarah
Aku ingin larut dalam air
Menghilang tak berbekas
Membawa sakit ini
Dengarkah kamu isi hatiku?
Tahukah kamu rasa sakit ini?
Larut
Dalam air dan menghilang
Pasca Pilpres
Alhamdulillah. Akhirnya bisa bikin postingan lagi di blog. Adakah yang merindukan tulisan-tulisan saya?
Akhirnya Pemilihan Presiden berakhor juga. Lega rasanya. Setelah beberapa bulan terakhir seluruh perhatian masyarakat Indonesia terpusat pada acara Pesta Demokrasi yang digelar tiap 5 tahun.
Yey. Akhirnya media sosial saya bersih dari segala macam kampanye. Eh. Nggak juga sih. Buktinya masih banyak yang saling menghujat, menyindir dan menjatuhkan.
Capek deh.
Serius saya capek. Baca cerita yang bikin dahi berkerut. Saya rindu kedamaian. Bukan adu perang tulisan yang isinya nyinyiran. Ngakunya sih pada dewasa. Tapi, kelakuan lebih parah dari anak-anak.
Harusnya mereka malu dong sama anak-anak.
Semarah-marahnya mereka sama temannya. Nggak sampai lima menit juga udah baikan. Hih.
Sadar nggak sih kalian yang ngakunya 'dewasa' kalau kalian secara tidak sadar udah turut andil membentuk karakter bangsa. Memberikan pendidikan tak kasat mata sama generasi muda ini.
Gimana generasi muda Indonesia mau bangkit. Lah wong para dewasanya sibuk menghujat.
Kritiklah dengan santun. Bukan pakai acara saling melemparkan kosakata perhewanan.
Malulah.
Ya. Sudahlah. Postingan ini hanya suara hati saya.
Selamat untuk Presiden yang terpilih. Jangan kasih kami mimpi, tapi bukti
Enjoy your holiday.
Best Regard,
Swastikha
Pink Lovers
Mungkin kalian nggak pernah tahu kalau aku sebenarnya adalah penyuka warna pink.
Yes. I loved pink
Aku punya beberapa barang berwarna pink. Bahkan, setiap memilih benda yang kusuka. Pasti kutanya dulu ada yang warna pink nggak?
Kalau ada ya pasti langsung kuambil.
Buat aku warna pink itu melambangkan ketenangan dan anggun dan unyu :D
Berarti saya unyu dong ya?
Kalau aku suka warna pink. Kamu?
Negara 1000 tangisan
Aku tergugu di balik layar
Dengan berlinang air mata
Menyaksikan kebiadaban di tanah Palestina
Ratusan anak tak berdosa kehilangan nyawa
Para wanita menangis, karena dipaksa berpisah dari suami dan anaknya
Tak ada lagi kenyamanan
Bahkan sekadar melelapkan mata yang terlampau lelah
Tangan-tangan berbau mesiu
Jemari-jemari mungil tak lagi sembunyi dibalik ketiak sang ibu
Kehangatan yang biasa merengkuhnya tercabik-cabik
Mata-mata tanpa dosa siap menunggu kematiannya
Ya Allah...
Sampai kapan bumi Palestina memerah karena darah?
Sampai kapan mereka berhenti mendengar desingan peluru?
Sampai kapan mereka bisa tersenyum untuk menatap masa depan?
Ya Allah
Turunkan kekuatanmu
Lapangkanlah kesabaran pada mereka
Suntikkanlah kekuatan
Agar bisa memukul balik Yahudi
Semoga esok matahari masih bersinar di bumi Palestina
Karena mereka tak mau lagi dikenal dengan negara 1000 tangisan
Bersimbah darah
Surabaya, 10-07-2014
Titik Nol
Kita sebagai manusia tanpa disadari kerap kali mengeluh pada Allah tentang apa yang terjadi dalam hidup kita.
Jika ada musibah, ada kalanya menyalahkan Allah.
Dulu, aku pernah dalam titik ini. Marah pada Allah atas sakit yang ada ditubuhku. Pertanyaan dan keluhan selalu mewarnai hariku. Saat itu aku kehilangan gairah hidup.
Rasanya dunia terasa abu-abu.
Hingga seorang teman memberiku sebuah kata ajaib.
"Allah memberimu sakit karena Dia mencintaimu. Dengan sakit itu kamu akan selalu mengingatNya."
Kata itu seperti sebuah tamparan atas keluh kesahku selama ini. Lalu, aku mencoba melihatnya dari sisi yang berbeda.
Dan, Subahanallahu. Allah memang menyayangiku dengan caranya. Sakit ini sebagai pengingat di saat aku mulai lalai dengan perintahnya. Allah pun memberiku banyak kemudahan, melebihi orang yang lebih sehat dariku.
Beribu syukur kupanjatkan, ketika Allah mengundangku ke Baitullah.
Sekarang, aku malah berharap sakit ini tetap berada di tempatnya. Karena aku masih ingin disayang Allah. Aku masih ingin dalam pelukanNya.
Amin.
Pusaran
Makkah
Hari ini ribuan manusia berpusat
Pada satu pusaran yang selalu bergerak di titik yang sama
Bersujud pada Sang Maha Tertinggi
Ya Allah aku penuhi undanganmu
Bersimpuh ku dihadapanmu
Aku menyerah dalam kuasamu
Hamba bagai titik kecil dalam lautan manusia.
Makkah, 23 Juni 2014 (23.02)
Perjalanan
Perjalanan kali ini terasa beda. Allah memberiku sebuah kesempatan untuk bisa kembali mengunjungi Baitullah. Rasanya senang tak terkira.
Terima kasih Ya Allah semoga perjalanan ini membawa perubahan dan berita baik.
Ijinkan kami berangkat dan pulang kembali dengan selamat. Amin
Bolehkah?
Jika hanya aku yang rasa
Bolehkah kubilang ini rindu?
Jika hanya bibirku saja yang memanggil namamu
Bolehkah kubilang ini rindu?
Jika hanya ada aku
Dan, kamu tidak
10 Novel Favorit
Lie To Me (Movie Review)
http://www.koreandrama.org/?p=7830 |
Chinese Title : 骗我试试 / 對我說謊看看
Also known as: Try Lying to Me
Previously known as: 달콤한 스캔들 / Sweet Scandal
Genre: Romance, comedy
Episodes: 16
Broadcast network: SBS
Broadcast period: 2011-May-09 to 2011-June-28
Air time: Monday & Tuesday 21:55
For you
Andai kamu tahu seberapa besar aku mengharapkan kehadiranmu.
Di sini, memelukku erat dengan kedua lengan kokohmu dan mengatakan semuanya baik-baik saja.
Lalu, jari-jari lembutmu mengusap bulir bening yang mengalir di pipiku.
Dan, membiarkanku merasakan detak kehidupanmu.
Hai, kamu
Aku sudah menunggu lama
Menghabiskan banyak waktuku untuk menemukanmu
Tapi, aku hanya bisa tergugu
Karena kamu tak pernah nyata
Kita hanya sepasang takdir yang dipertemukan dalam mimpi.
Mungkinkah kisah kita hanya akan terjadi saat aku terlelap?
Hai, Kamu!
Kumohon jangan terlalu lama bersembunyi
Hatiku sudah tak sabar berbagi debarannya bersamamu.
Posted via Blogaway
Kepada Lelaki Tanpa Nama
http://www.pinterest.com/pin/302374562454277210/ |
Dear Lelaki Tanpa Nama,
Berkali-kali aku mencoba mengingat bagaimana bentuk mata, bibir, dan hidungmu ketika sepenuhnya aku telah terjaga. Dan, sialnya aku selalu gagal untuk mengingat. Entahlah, mungkin Allah sedang ingin menyembunyikan identitasmu sampai tiba waktu untuk kita saling bertemu.
Semoga saja.
Kurasa kamu harus sering-sering mengunjungiku dalam mimpi. Memberiku lebih banyak petunjuk tentang keberadaanmu. Agar suatu hari nanti aku bisa langsung mengenalimu di awal perjumpaan kita.
Hei, ketika datang dalam mimpiku nanti malam. Tolong sebutkan namamu :)
Salam hangat,
Tikha
Anak-anak
Sejatinya anak-anak tak butuh mainan. Yang dibutuhkan mereka adalah kedua orang tua yang selalu merentangkan kedua tangannya untuk memeluk. - Lupyhta
Hal-hal Yang Aku Suka
- Saya suka memandang langit dan terkadang mengabadikan dengan kamera kalau kebetulan sedang bagus. Ada rasa tenang ketika melihat hamparan warna biru di atas kepala. Terkadang ada bentuk-bentuk awan yang aneh.
- Saya penyuka warna pink. Meskipun tidak terlalu fanatik. Tapi, beberapa barang yang saya punyai berwarna pink, seperti lampu baca, tas, gantungan Flash Disk, dll.
- Saya suka musik yang beraliran pop atau musik yang bikin nyaman di telinga.
- Suka baca novel
- Genre film favorit sih masih romance, drama, romance comedy. Sesekali nonton thriller, Sci-fi, dan action.
- Suka makanan yang rasanya gurih
- Nggak terlalu suka manis. Tapi, nggak bisa menolak ice cream dan coklat
- Suka mendengarkan suara hujan. Rasanya syahdu di telinga
- Pecinta makanan berbahan ayam sejati
- Penyuka makanan pedas
- Suka ngelihat cowok memakai pakaian berwarna putih
- Suka dengan keindahalan alam
- Lebih suka pergi ke toko buku ketimbang butik pakaian
- Suka melihat matahari terbit atau terbenam
- Suka cowok memegang kamera
- Pecinta Gadget
- Suka tidur dalam kendaraan pas perjalanan jauh
Segini dulu deh. Ternyata pusing juga bikin daftar hal yang disukai.
Punggung....ummm Sexy
http://www.pinterest.com/pin/302374562454224788/ |
Salah satu bagian dari anggota tubuh lelaki yang paling saya sukai adalah punggung. Buat saya punggung itu melambangkan ketenangan dan kekuatan. Karena dari punggunglah kita bisa menilai apakah lelaki itu bisa dijadikan sandaran. *egh apa sih ini :D
Dan, saya paling suka melihat lelaki dari balik punggungnya. Err, apalagi kalau yang punggungnya sexy. Rasanya pengin peluk dari belakang dan menyandarkan kepala.
Damn, I miss u
Punggungmu
Aku tak menemukan punggungmu dalam bunga tidurku
Aku tak menemukan punggungmu dalam benakku
Aku tak menemukan punggungmu dalam kenangan
Rupanya angin telah menerbangkan semua cerita tentangmu
Kini, punggungmu tak lagi kutemukan di mana biasa mataku memandang
Calon Legislatif
Di Bawah Rinai Hujan
http://www.pinterest.com/pin/302374562454143596/ |
"Apa kubilang. Kita kehujanan, kan?" omel Sarah ketika kami dalam perjalanan pulang menuju Apartemen. Saat itu kami baru saja dari perpustakaan, mencari buku untuk bahan ujian kami minggu depan.
Hening.
Hanya terdengar deru napas kami berdua. Sarah menatapku lebih lembut. Kilat amarah di matanya mereda. Pipinya yang pucat seperti porselin merona. Gadis itu menundukkan pandangan dalam pelukanku.
"Tak akan kubiarkan hujan menyentuhmu," ucapku lirih.
Sarah mendongak, lalu tersenyum malu-malu. "Aku tak peduli hujan membuat kita basah kuyup."
Gadis itu berjinjit, dan dengan cepat mendaratkan bibirnya pada bibirku.
Postingan Perdana
Racauan
Kisah yang akhirnya tak bermuara pada satu tujuan. Aku tetap menjadi aliran air yang masih mencari kemana cinta ini dilabuhkan.
Harusnya aku bersyukur bahwa Tuhan menciptakan hati dengan lentur. Mampu menahan lebam biru karena ditinggalkan cinta.
Kamu tahu?
Aku kerap merindukanmu, senyumanmu. Lalu membayangkan tubuhku dalam dekapanmu.
Ah, itu hanya khayalanku. Anggap saja aku sedang meracau saat ini.
Merayakan 5 tahun menulis blog
Blog ini merupakan catatan perjalanan pengalaman menulis saya. Dari tulisan yang alakadarnya, lalu berkembang hingga hari ini.
Saya bersyukur masih diberi kesempatan untuk terus menulis meskipun kerap kali malas melanda.
Blog ini banyak bercerita tentang kisah hidup saya dan tempat saya melatih kemampuan menulis cerita.
Terima kasih buat pembaca yang sudah menyempatkan waktunya untuk mampir ke rumah mungil saya ini.
Semoga ke depannya saya akan banyak menulis dengan penuh warna.
Menulislah, maka kamu akan bahagia.
Salam hangat,
Luphyta
Kamu tahu
Kamu tahu aku menggilaimu
Kamu tahu aku kerap kali memimpikanmu
Kamu tahu aku penggemar nomor 1-mu
Apa yang harus aku lakukan agar kamu menjadikanku yang pertama
Menulis membuat hidupku berwarna
Menumpahkan perasaan ke dalam diary terasa menyenangkan ketimbang menceritakan kepada orang lain. Maklum saat itu lagi sensitif sama komentar orang tentang diri saya. Kebiasaan menulis diary itu kemudian berkembang. Tidak hanya menulis curhatan yang menye-menye, saya mulai mencoba menulis puisi, cerpen dan draft novel (kalau membaca ulang tulisan yang ditulis dulu rasanya malu. Soalnya masih cupu :D )
Masuk perguruan tinggi, saya mencoba untuk membuat blog. Tujuannya sih masih sama yaitu mencurahkan isi hati. Tak ada teman atau saudara yang tahu kalau saya punya blog. Sengaja, biar nggak ketahuan kalau curhat. Aktivitas menulis blog sempat terhenti karena koneksi internet yang masih mengandalkan gratisan. Maklum, saat jaman saya kuliah, internet adalah barang mahal. Saya pun kembali nulis diary.
Hingga, kakak perempuan saya mengenalkan pada sebuah situs ngerumpi.com. ngerumpi.com semacam wadah bagi para orang-orang punya ketertarikan untuk menulis. Awalnya, saya lebih memilih silent reader dan meninggalkan komentar di mana-mana. Sampai, akhirnya punya keberanian untuk memposting tulisan saya di akun itu.
Postingan pertama cukup mendapatkan tanggapan. Respon mereka mendorong saya untuk lebih aktif menulis. Mencari tema-tema baru sebagai bahan tulisan. Di ngerumpi.com saya bertemu banyak penulis-penulis keren. Rasanya menyenangkan berada di dalam lingkungan yang memiliki passion sama. Dan, karena ngerumpi.com saya bisa ikutan dalam proyek 2 teman maya. Kita bertiga berhasil menang dalam lomba menulis kumcer. Yeay, buku pertama saya. :D
Lost
Terkadang, aku ingin menghilang di balik awan. Menyembunyikan diri dari keramaian.
Kenangan
Memantik gas-gas rindu yang telah lama tertidur
Menyeretku ke pusaran waktu silam
Aku tergugu
Mungkin benar adanya
Cinta telah lama pergi, tapi aku masih menyimpan kenangan tentangmu
[caption id="attachment_3315" align="aligncenter" width="560"] https://www.facebook.com/photo.php?fbid=438531789530876&set=a.211080582275999.68340.211070425610348&type=3&theater[/caption]
Jarak
Jarak itu selalu bisa membuatmu lebih keras berusaha, lebih menyadari bahwa kedekatan bukan hanya raga melainkan juga jiwa. - @adelladellaide
Travelling dengan ortu, siapa takut?
Bersama ortu pas ke Lombok |
Dulu, saya suka iri melihat teman-teman atau kedua kakak yang bisa berpergian tanpa ada yang melarang. Bahkan, di usia yang hampir menginjak usia 30 ini saya belum pernah travelling sendirian. Kemana-mana harus didampingi ortu.
Marah?
Tentang Kamu
Tapi, kenangan tentangmu masih mengendap di sudut hati terkecilku
Yang terkadang menyeruak tanpa aku meminta.
Kamu,
Lelaki yang menorehkan semburat merah di pualam pipiku
Menggores ribuan rindu di dadaku
Dan, kepergianmu membuat luka besar di dadaku.
Sejauh apa pun aku berusaha melupakanmu.
Kenangan tentangmu seperti bayangan yang terus menghantuiku
Memaksaku untuk kembali mengingatmu
Aku masih mengais-ngais rindu di antara kepingan hati yang kau patahkan
(Bukan) Resolusi 2014
Well, postingan ini mungkin bukan resolusi. Tapi, hanya sekadar perenungan untuk tahun ke depannya supaya lebih baik lagi.
1. Lebih menggunakan "hati" untuk melihat hal-hal yang ada di dunia.
2. Belajar untuk tidak mengeluh dan bersyukur
3. Membaca lebih banyak buku
4. Lebih rajin menulis
5. Setidaknya menerbitkan 1 buku untuk tahun ini.
#JanuariChallenge: Memori
#Januarichallenge: Petak Umpet
google.com |
"Kamu di rumah aja, Dek. Nanti dicari Bunda," ucap Leo.
"Iya di rumah aja. Ngapain sih pakai mau ikut segala," timpal salah satu teman kakaknya.
"Tapi, aku mau ikut, Kak. Aku janji nggak bakal bikin repot. Boleh ya, Kak?" Ardi merajuk.
#31HariFF: Nyonya Ros
"Terima kasih. Jangan cuman karena hari Ibu aja kamu meluk mama begini," goda mama.
Aku pura-pura memberengut sambil tetap bergelayut di pundak mama.
"Rie. Kalau kamu sudah berkeluarga nanti. Jangan lupa sama mama ya." Mama menarik cuping hidungku.
Menikah? Siapa juga yang nggak mau?
"Kalau seumur kamu sudah jangan kebanyakan milih. Apalagi urusan tampang. Terima aja apa adanya."
Dongkol?
Kenapa sih kamu masih saja menulis?
Kemarin, seorang teman mengatakan itu pada saya. Walaupun dengan nada setengah bercanda. Saya tahu bahwa itu adalah sebuah sindiran.
Sebenarnya itu bukan kali pertama saya disindir soal kesukaan saya sama dunia tulis-menulis. Beberapa orang terdekat mengganggap bahwa aktivitas menulis itu nggak penting. Apalagi kalau yang ditulis isinya tentang cinta. Katanya itu cuman bikin dirimu galau saja.
31HariFF: Kejutan
Coba buka laci nomor 2. Aku meninggalkan sesuatu untukmu.
Airin mengerutkan dahi saat membaca pesan singkat yang dikirimkan oleh Rio --suaminya.
Dia bergegas menuju kamar. Mengikuti apa yang ditulis suaminya dalam sms yang baru saja diterimanya.
Airin membuka laci kamarnya. Merogoh ke dalam. Mencari apa yang ditinggalkan sang suami untuknya. Wanita itu mengernyit ketika menyadari satu-satunya benda yang ada di laci hanyalah sebuah kertas.
Dengan penuh rasa penasaran Airin membukanya. Hanya terdapat coretan seperti peta denah dan sebuah pesan yang ditulis dipojok bawah.
ikuti jalan ini dan kamu menemukan jawabannya.
Airin tersenyum. Rio menyiapkan sebuah kejutan untuknya.
#31HariFF: Mimpi Aiko
Foto: Koleksi Pribadi
"Akulah sepasang kupu-kupu dengan sayap yang cantik"
Aiko merentangkan tangannya, kemudian menggerakkannya seakan kupu-kupu yang sedang terbang. Bibir mungilnya tak berhenti melafalkan nyanyian yang tak jelas.
Tak jauh dari Aiko berdiri, seorang wanita paruh baya menatap dari kejauhan. Sepasang mata yang mulai menua itu berkaca-kaca saat menyaksikan Aiko yang sedang bernyanyi.
Dadanya terasa sesak menyaksikan putri semata wayangnya yang berputar-putar sambil meracaukan sesuatu yang tak jelas.
Kasihan dirimu, Nak. Semenjak ayahmu pergi. Kamu terobsesi menjadi kupu-kupu
#31HariFF: Di sudut taman
Aku menengadahkan tanganku. Membiarkan daun-daun berwarna oranye yang berjatuhan memenuhi ceruk tanganku.
Aku sangat suka musim gugur.
Rasanya menyenangkan melihat dedaunan beraneka warna berjatuhan dari langit. Belum lagi aroma khas daun kering yang bersentuhan dengan tanah. Menenangkan.
Hari ini seperti biasa, sepulang kerja aku mampir ke sebuah taman yang letaknya tak jauh dari kantor. Selain untuk menikmati udara sore. Ada hal yang lebih penting.
Aku menunggu seseorang.
#31HariFF: lelaki di sudut coffe shop
Lelaki itu datang lagi. Kali ini dia mengenakan kemeja kotak-kotak berwarna biru laut dengan bawahan celana cargo berwarna dongker. Rambutnya diberi gel lalu dibentuk jambul ke depan. Dia sungguh manis.
Seperti biasa lelaki itu selalu duduk di sudut dekat jendela. Seakan menunjukkan bahwa dia ingin menjauh dari keramaian.
Aku membetulkan celemekku sesaat sebelum menyambar buku menu dan berjalan menghampiri lelaki itu.
"Mau pesan?" Tanyaku sambil memegang kertas pemesanan.
"Expresso,"ucapnya tanpa tersenyum.
"Baik ditunggu." Aku menyunggingkan senyuman ramah.
Lelaki itu menatapku dingin, kaku.
****
"Dia datang lagi?" Bisik Robi.
Aku mengangguk. "Pesanannya pun selalu sama Exspresso."
"Lelaki yang aneh. Pesan kopi tapi nggak pernah diminum," timpal Bowo yang sedang membuat pesanan lelaki itu.
Aku mengedikkan bahu. "Biarkan saja. Dia kan pelanggan kita."
"Rie. Kamu yang antar ya."
Aku mengambil baki dan meletakkan secangkir exspresso yang masih menepul. Lalu, membawanya ke meja nomor 16.
"Ini pesanannya." Aku meletakkan cangkir itu di hadapannya. "Silakan dinikmati."
Lelaki itu tak merespon apa yang kukatakan. Tatapannya hanya mengarah pada sebuah foto yang sudah usang.
Lelaki yang tampan. Tapi, sayang tak bisa melupakan kenangan.
#31HariFF: Langit Jingga
"Aku harus bisa menyelesaikannya sebelum Matahari tenggelam." Aku mengangkat kedua tangan sebagai perwujudan bahwa sedang bersemangat.
Di depanku ada beberapa tumpukan berkas-berkas yang harus segera diselesaikan. Aku menghela napas panjang. Ini akan menjadi hari yang sibuk.
***
"Naru, tolong kamu selesaikan laporan penjualan ni secepatnya. Kalau bisa sebelum Matahari tenggelam," perintah Budi.
"Hah?" Tanyaku kaget.
"Kamu harus selesaikan. Kalau tidak kamu kupecat." Suara pak Budi meninggi.
Aku meninggalkan ruangan Direksi dengan kaki lunglai.
bagaimana caranya aku menyelesaikan laporan sebanyak itu?
Ting...
Sebuah ide terlintas. Aku mengambil sebatang korek. Lalu, kulemparkan pada kertas-kertas yang sudah kutumpuk rapi.
Aku tertawa-tawa. Memandangi nyala api yang mulai membesar.
Pada hujan yang berjatuhan, aku sematkan doa-doa untukmu. Semoga kamu selalu baik-baik saja
Pesona
Pesonamu itu racun. Dan, sialnya aku rela meneguknya sampai mampus.
#31HariFF: Pelangi di mata ayah
"Percayalah, Nak. Selalu ada pelangi setelah badai."
Aku mengingat pesan yang Ayah ucapkan setahun lalu. Saat itu, badai besar sedang menghantam keluarga kami. Ibu tiba-tiba memutuskan meninggalkan rumah setelah merasa menemukan 'belahan hatinya.' Seorang laki-laki yang dikenalnya di pusat perbelanjaan.
Sinting!
Sejak itu, tak kutemukan lagi pelangi di sepasang mata bulat yang selalu menatapku dengan penuh cinta. Sinarnya meredup, atau bahkan berhenti berpendar.
Ayah berubah menjadi lelaki yang pendiam. Mengurung diri di kamar dengan asap tembakau yang menyesaki dadanya. Dan, kerap kali kutemukan ayah menangis sambil memeluk foto Ibu.
Begitukah cinta? Melepaskan yang dia sayang agar terlihat bahagia.
Bodoh.
Harusnya Ayah berjuang. Bukan hanya diam mematung. Meratapi nasib karena takdir yang tak berpihak.
Dan, ayah selalu menjawab, "Melepaskan orang kamu cintai itu berarti kamu membiarkan dia bahagia."
Ah, persetan dengan itu. Aku hanya ingin kembali melihat pelangi di mata ayah. Karena dari situlah hidupku berasal. Kalian boleh sebut aku Elextra Complex. Tapi, inilah kenyataan bahwa aku mencintai ayah melebihi apa pun.
#31hariff: Ayah
Satu hal yang paling aku inginkan saat ini adalah sentuhan lembut dari tangan ayah.
Ya. Aku amat merindukan jemari-jemari yang kini mulai keriput itu menyentuh wajahku, mengelap air mata yang menganak sungai di kedua tulang pipiku, atau sebuah sentuhan ringan di ujung rambutku.
Rasanya bertahun-tahun, jemari Ayah tak pernah menggenggamku. Sama seperti dulu saat kali pertama, lelaki itu mengajarkanku menapaki dunia.
Ya Tuhan. Aku rindu.
Kini, tak ada lagi pelukan yang terentang, dan dada yang kokoh untuk mengatakan bahwa semua baik-baik saja.
Lelaki itu kini menjelma monster, di mana jemarinya sibuk menggenggam botol-botol bearoma obat pembersih lantai. Bibirnya tak pernah berhenti mengeluarkan sumpah serapah setiap kali aku melakukan kesalahan.
Jemari yang dulu biasa menyentuhku, kini menjelma tangan-tangan kasar yang meninggalkan bekas pada kulit putihku.
Entah, apa yang membuatnya seperti itu. Yang pasti, lelaki itu kini tak lagi menjadi pelindung bagiku.
Aku menghapus air mata yang berjatuhan dari pelupukku, saat menatap foto usang Ayah yang menggengam erat tangan mungilku. Dulu.
My Eight December
No cake no candle
Hanya sebuah perayaan makan bersama keluarga. Rasanya sudah menyenangkan.
Puluhan doa yang dikirimkan para sahabat dan kerabat adalah hal yang terindah.
Semoga tahun ke depan. Aku menjadi pribadi yang lebih baik. Memiliki karya untuk dibanggakan.
Selamat ulang tahun diriku. Semoga kebahagiaan terlimpahkan untukmu.
Surabaya, 08-12-1984
#31HariFF: Gadis di balik jendela
Dari balik tirai aku suka memperhatikan apa yang ada di luar sana.
Sesekali aku mencoba untuk berinteraksi dengan mereka. Melambaikan tangan atau menyunggingkan senyum pada seseorang yang tak sengaja melihat sosokku. Anehnya tak satupun dari mereka menyadari keberadaanku. Meskipun aku melambaikan tangan beberapa kali ke arah mereka.
Seperti hari ini saat aku berusaha beramah tamah pada Ny. Ross --tetangga sebelah rumah. Sayangnya, wanita paruh baya itu tak melihat senyumku. Dia malah asyik berbicara dengan bunganya.
Lamat-lamat aku mendengar suara orang sedang bercakap-cakap. Dengan hati riang aku menuruni tangga. Melihat siapa yang berkunjung.
Aku mengintip dari jendela ruang tamu. Di luar ada 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan muda. Mereka sepertinya sedang mendiskusikan sesuatu.
Tunggu dulu, aku melihat sebuah mata mungil sedang melongok ke dalam rumah.
Aku melambaikan tangan untuk menyapanya. Mata mungil itu mengerjap. Dan, satu tangannya yang juga mungil membalas lambaianku.
Akhirnya, aku punya teman di rumah ini
Aksara Yang berserakan
semua kisah tentangmu yang tak selesai aku tulis
dan, juga kisah kita yang tiba-tiba berakhir
Inikah saatnya kita berpisah?
Bahkan sebelum sempat kita berjabat tangan
Ah, takdir.
Ternyata kita hanya dipertemukan dalam mimpi
Barisan aksara itu masih saja berserakan dalam buku kehidupanku
Menunggu sosokmu untuk menggenapkannya.
#31HariFF: Test Pack
"Huft....gagal lagi," keluh Nadira saat melihat garis merah satu pada test pack dalam genggamannya. Ada seberkas rasa kecewa bergelayut di dadanya. Semua perjuangannya beberapa bulan terakhir ini terasa sia-sia karena satu garis merah. Ya, hanya sebuah garis merah yang membuat seluruh hidupnya berubah.
****
Setahun sebelumnya.
"Kamu yakin akan melakukan semua ini, Jo?" tanya Bapak dengan raut wajah tak percaya.
"Paijo, yakin Pak. Ini adalah pilihan hidupku," jawab Paijo dengan suara bergetar. Ditatapnya lelaki paruh baya yang telah membesarkannya itu. Paijo merengkuh jemari-jemari yang mengkisut karena usia, lalu meletakkanya di dada. "Paijo akan baik-baik saja Pak. Kata dokter operasi ini aman. Dan, sebentar lagi bapak akan memiliki anak gadis yang cantik."
#31HariFF: Black Magic
Sumber: google.com
"Apa yang harus saya lakukan Mbah biar Putri jadi milik saya?" Tanya Paijo pada Mbah Murji yang sedang berkomat-kamit di depan bara api yang menyala.
"Yang....kamu harus lakukan adalah menyalakan lilin selama 7 hari dalam kamar," ujar Mbah Murji.
"Hanya itu?" Paijo mengernyitkan dahi.
"Ini memang perihal mudah, tapi sulit untuk dijalankan. Dan, satu lagi. Kamu harus menghindar dari kucing hitam."
"Kucing hitam? Baiklah."
****
Malam semakin larut. Paijo terkantuk-kantuk menjaga nyala lilin di hadapannya. Kemarin saat mendapat syarat dari Mbah Murji semua terlihat mudah, namun kenyataan sulit. Menjaga lilin tanpa harus melakukan apa-apa itu membosankan. Belum lagi serbuan nyamuk yang tak henti mengganggunya.
Meong....meong
Samar-samar Paijo mendengar suara kucing. Dia mendiamkannya. Bukannya berhenti, kucing itu malah semakin keras mengeong.
"Ah, kucing sialan mengganggu saja." Paijo menyambar segelas air di atas nakas. Dia membuka jendela dan menyiramkan air di dalam gelas.
Paijo membeku saat mengetahui bahwa kucing yang dia siram berwarna hitam.
Meong....meong
Paijo menggaruk-garuk tubuhnya yang gatal sambil mengusapkan kedua kakinya ke muka.
#31HariFF: Kotak coklat
Sumber gambar: google
Aku sudah memutar pegangan pintu apartemen dan siap masuk ke dalam saat Thomas --tetanggaku datang.
"Ini ada kiriman untukmu." Lelaki berkebangsaan Norwegia itu mengulurkan sebuah kotak coklat berpita merah kepadaku.
"Terima kasih, Tom," ucapku sesaat sebelum lelaki itu kembali ke dalam apartemennya dan menutup pintu. Begitulah Thomas. Dia bukanlah tipe laki-laki yang suka berbasa-basi.
Aku menutup pintu sambil mengapit kotak itu. Kemudian menyalakan lampu apartemenku yang gelap gulita.
Sampai di ruang tengah aku membuka syal yang melilit leherku dan menjatuhkan diri di atas sofa. Kini, perhatianku hanya tertuju pada kotak coklat dalam genggamanku. Tak ada nama pengirimnya. Di sana hanya tertempel sebuah kertas kecil bertuliskan Untuk Marsha.
Aku membolak-balik kotak itu, tapi tak menemukan petunjuk siapa yang telah mengirimnya. Sudahlah. Itu tak penting.
Dengan hati-hati aku menarik ujung pita yang membungkus lapisan luar kotak, membuka tutupnya. Tak ada apa-apa di sana, selain sebuah amplop putih.
Dengan penuh tanda tanya aku mengambil amplop itu dan menyobeknya perlahan.
Sebuah tiket London-Jkt
Ponselku bergetar. Aku mengulum senyum saat melihat sebuah nama tertera di layar.
"Sudah terima hadiahku?" Suara Andi langsung menyerbu saat aku menekan tombol terima.
"Aku baru membukanya. It was surprising me," jawabku.
"Pulanglah, Sha. Aku merindukanmu."
"...."
"Sha...." Suara Andi kembali bergema di telinga.
"Aku akan pulang. Jika, kamu sudah resmi mengurus perceraianmu."
#30HariFF: Buket Pengantin
Sumber gambar: pinterest
"Sayang, temenin aku ke nikahan Putri ya," tukas Dimas saat kami istirahat makan siang.
"Kapan?" Tanyaku malas-malasan.
"Besok. Dandan yang cantik ya." Dimas mencubit lembut daguku.
Aku menggembungkan pipi tak suka.
***
Aku mematut di depan cermin. Memastikan tak ada yang salah dengan riasan dan gaun halter neck berwarna merah marun yang kukenakan. Semua sempurna.
Tinggal menunggu Dimas menjemput.
Sejujurnya, hari ini aku ingin menghabiskan waktu di kamar saja. Menyalakan pendingin kamar, lagu romantis, dan sebuah novel roman yang baru aku beli rasanya lebih menyenangkan. Namun, ajakan Dimas untuk menemaninya ke resepsi Putri tak dapat kutolak. Soalnya Putri adalah sahabat Dimas dan kebetulan aku juga mengenal gadis itu. Jadi, kali ini aku harus sedikit menekan egoku.
Tin...
Bunyi klakson. Aku bergegas keluar kamar menyambut Dimas yang menjemputku.
***
#30HariFF: Permintaan
"Pa, aku mau cincin ini di hari jadi pernikahan kita nanti." Sasa menunjukkan gambar sepasang cincin di salah satu iklan majalah fashion yang digenggamnya.
Ardi yang sedang sibuk dengan pekerjaannya hanya menoleh sekilas, lalu kembali fokus pada laptopnya.
"Pa, coba lihat deh. Baguskan? Belikan ya?" Amelia bergelayut di pundak Ardi sambil menyorongkan gambar cincin di depan suaminya.
"Inikan mahal, Ma. Papa dapat uang dari mana?" keluh Ardi.
"Mama nggak mau tahu. Pokoknya Papa belikan cincin ini sebagai pengganti mas kawin yang sudah Papa gadaikan." Sasa menutup pintu kamar dengan keras.
Sepeninggal istrinya Ardi menghela napas panjang. Dia memijit pelipisnya yang mendadak nyeri setelah mendengar permintaan istrinya.
Dapat darimana uang sebanyak itu?
***
"Di. Kamu jangan lupa tugasmu," ujar seseorang di seberang sana.
Ardi tak menjawab. Dadanya berdebar keras.
"Sudah jangan kebanyakan mikir. Kalau tugasmu berhasil. Kamu bisa dapat 50 juta." Seseorang di sana berusaha meyakinkannya.
Haruskah aku melakukan hal ini? suara hatinya berbicara.
"Pokoknya Papa harus belikan Mama cincin itu." suara rengekan Sasa bergema di telinga Ardi.
"Oke. Tugasku hanya membuat Pak Direktur terkapar kan?"
#30HariFF: Boneka Porselen
"Lihat boneka itu lucu," tunjuk Mika pada teman-temannya.
"Kamu mau beli boneka itu?" Lidya menimpali.
Mika meraih boneka gadis berpita dua itu dalam rengkuhannya. "Iya, boneka ini cantik dan lucu."
"Hii. Kamu nggak takut kalau nanti malam-malam boneka itu bisa berjalan?" Lidya begidik.
Mika mencibir. "Kamu kebanyakan nonton horor." Gadis itu tak memedulikan respon Lidya dan ngeloyor ke kasir untuk membayar boneka dengan perasaan membuncah.
***
Mika
Suara lirih menelusup gendang telinga Mika. Gadis itu menggeliat. Matanya terlalu rapat untuk dibuka. Tak lama kemudian Mika kembali terlelap.
Mika
Suara itu terdengar lagi. Kali ini lebih keras.
Dengan mata setengah terbuka. Mika terduduk. Dia sejenak menarik napas untuk mengembalikan kesadarannya.
Gadis itu membeku saat mengarahkan pandangannya ke sudut jendela. Boneka porselen itu menatapnya sambil tersenyum
"Mika kita main yuk."
Fragmen Masa Lalu
Sore itu langit di Jakarta telihat muram. Arakan awan kelabu pekat memenuhi langit ibu kota. Samar-samar suara petir bersahutan di bentangan cakrawala. Menyisakan kilatan cahaya dan suara yang berdentum di angkasa.
Seorang laki-laki nampak tak terganggu dengan keadaan langit yang semakin gelap yang kemudian diikuti oleh milyaran butir air yang berjatuhan dari langit. Lelaki itu bergeming. Dia membiarkan air hujan membasahi tubuhnya.
"Rena pasti datang...pasti," racaunya di sela-sela guyuran air hujan yang menderas. Lelaki itu tetap bertahan.Ujung-ujung giginya bergemeretak, tubuhnya kurusnya kian menggigil tapi dia tetap bertahan membiarkan dirinya di bawah kucuran air hujan.
"Aku pasti akan menunggumu, Ren. Menunggumu datang." Lelaki itu merapatkan pelukan di tubuhnya. Berharap mengurangi dingin yang mulai menusuk ke dalam kulitnya. Semua sia-sia. Seberapa pun kuatnya pelukan itu, tubuhnya tetap saja menggigil.
"Hentikan semua ini, Ndre." sebuah suara melindap di telinga lelaki itu.
Lelaki itu mendongak. Sebuah payung berwarna pelangi tepat di atas kepalanya dalam genggaman seorang gadis.
"Amel? Untuk apa kamu kesini. Sana pergi. Nanti Rena melihat kita," Rendra mengibaskan tangannya.
"Rena tak akan datang, Ndre," ucap Amel sambil tetap berusaha memayungi lelaki di hadapannya. Gadis itu melupakan tubuhnya yang mulai membasah karena payung yang dibawanya tak cukup melindungi mereka berdua.
"Rena pasti datang, Mel. Dia sudah janji." tubuh Andre bergetar.
"Sampai kapan kamu akan terus-terusan begini?" teriak Rena. Suara lantangnya terhalangi suara hujan yang menderu-deru.
Bahasa Cinta
Sumber foto: koleksi Pribadi
Aku menurunkan novel di genggamanku. Lalu, pandanganku terarah pada lelaki berpotongan spike tengah memotret seekor kupu-kupu yang hinggap di atas bunga.
Aku mengulum senyum. Beberapa hari ini, Arya sedang tergila-gila dengan dunia fotografi. Hampir setiap waktunya tak bisa lepas dari DSLR yang tergantung di lehernya. Kecuali sedang tidur.
"Hai," aku melambaikan tangan ke arahnya.
Arya menoleh, lantas meletakkan satu jarinya di bibir sebagai tanda untuk tidak berisik. Aku menurutinya. Membiarkan lelaki itu sibuk dengan buruannya.
Aku menghela napas. Harusnya hari ini menjadi istimewa. Tepat di tanggal ini dua tahun lalu aku dan Arya resmi menjadi pasangan kekasih. Tapi, hari ini tak ada perayaan apa pun. Arya malah memintaku untuk menemaninya mengambil gambar di taman komplek.
Huft. Sekali saja aku ingin seperti pasangan lainnya yang menghabiskan waktu bersama pasangannya dengan kegiatan yang menarik. Misalnya nonton bioskop, makan di cafe. Bukan menunggui orang yang asyik dengan dunianya sendiri.
"Bosan?" Arya menghampiriku tanpa rasa bersalah. Lelaki itu ikut menjatuhkan diri di sampingku.
Aku menggembungkan pipi sebagai bentuk kekesalan pada Arya.
Bukannya mencoba mendinginkan hatiku. Arya hanya diam saja tanpa suara. Dari sudut mataku, kutemukan lelaki sibuk melihat hasil jepretannya hari ini. Aku mengerang. Rasanya ingin kulemparkan buku di atas pangkuanku.
Aku hendak bangkit meninggalkannya, saat sebuah sentuhan lembut menggenggam buku-buku jemariku. "Maaf. Aku sudah membuatmu bosan hari ini."
Hening.
Arya meletakkan dua tanganku di dadanya. Tanpa kata lelaki itu memagut lembut bibirku. Aku memejamkan mata. Membiarkan aliran hangat bergelenyar di dada. Semua rasa marah yang tadi penuh sesak kini menguap. Menyisakan rona merah di kedua pualam pipiku.
Aku membenamkan diri di dada Arya. Menikmati hari istimewa dengan cara kami sendiri.
Kami memang memiliki kesukaan yang berbeda. Arya dengan kamera dan aku dengan buku. Tapi, cinta menyatukan kami menjadi satu
Satu Permintaan
"Selamat pagi anak-anak." Annie menyapa muridnya dengan suara lantang.
"Pagi, Bu." suara koor anak-anak menyerbu gendang telinganya.
Gadis berusia 25 tahun itu mengedarkan pandangan ke seluruh kelas. Hampir separuh dari murid-muridnya tampak tak memedulikan kehadirannya. Ada yang mengobrol, ada yang asyik membaca dan beberapa lain terlihat acuh dengan keriuhan di dalam kelas.
Annie menghela napas. Ini hari pertamanya mengajar dan dia tak harus melakukan apa untuk menarik perhatian anak-anak didiknya itu
Ting.
Tiba-tiba terlintas sebuah ide. Annie membuka tas kerjanya. Dia mengeluarkan beberapa tumpukan kertas aneka warna yang masih terbungkus plastik. Annie merobek plastik itu dengan hati-hati, lalu perlahan mengeluarkan kertas berwarna-warni.
"Baiklah, pelajaran pertama hari ini. Kita mulai dengan membuat origami bangau." Annie berjalan membagikan kertas dalam genggamannya.
"Yah. Kita bukan anak TK Bu." salah seorang berkomentar.
Annie terus melangkah tanpa memedulikan tatapan sebal dari murid-muridnya.
****
"Bu Annie."
Annie selesai merapikan mejanya dan hendak keluar dari ruang guru saat seseorang memanggilnya.
"Ya." Annie membalikkan punggungnya dan mendapati Meta, siswa kelas 1 sedang berdiri di belakangnya.
"Ada apa Meta?"
Gadis itu tak bersuara. Dia mengeluarkan sebuah kotak kayu berukuran 8x8 cm dari tasnya. Dengan tangan gemetar Meta mengulurkan kotak dalam genggamannya pada Annie.
"Ini seribu bangau. Bisakah orang tua saya tidak jadi bercerai?"
Sumber foto: Zayd Ustman
Kamu
[caption id="attachment_2588" align="aligncenter" width="500"] dari Favim.com[/caption]
Aku mengagumimu layaknya ribuan aksara yang berserakan dalam cerita-cerita roman
Aku menggilaimu layaknya secangkir madu hangat yang kuseduh setiap pagi
Kamu,
Lelaki yang menyematkan senyuman di bibirku
Menciptakan debaran hangat di dadaku
dan, selalu membuat lidahku kelu.
Kamu,
Aku menggilaimu dengan seluruh hatiku
Waktu tak pernah menunggu
"Aku mau setangkai mawar," ucapnya saat kami bertemu.
"Setangkai mawar?" Alisku terangkat
"Iya. Setangkai mawar merah yang baru dipetik," ucapnya setengah merajuk. Aku bisa menangkap sorot kebahagiaan yang terpancar dari sepasang mata almond yang tengah menatapku.
"Hmm, baiklah. Aku akan membawakan pesananmu." Aku menyentuh ujung rambut Kania. Lalu, mendaratkan bibirku di keningnya. "Sekarang waktunya kamu istirahat."
Seulas senyum terukir di bibir mungil Kania. Tak lama sepasang mata bulat milik Kania tertutup.
****
Tunggu aku
Sent
Aku menjejalkan ponselku ke dalam saku celana dan bergegas masuk ke dalam Jazz Hitam milikku. Menyalakan mesinnya dengan cepat. Lima menit kemudian dengan lincah mobil hitam yang kukendarai membelah jalanan yang masih lengang. Ini pukul 04.00 dini hari, saat di mana orang-orang masih bermain dengan mimpinya. Dan, aku sudah berada di jalanan menikmati dinginnya pagi.
Sepanjang perjalanan bibirku tak berhenti bersenandung. Hatiku sedang berbunga-bunga. Akhirnya aku mendapatkan pesanan Kania, walaupun harus mendapatkan tatapan sebal dari Rasya karena telah membangunkannya di pagi buta. Tak mengapa. Ini demi Kania.
Masih fokus dengan kemudi. Tangan kiriku mengambil sesuatu dari samping kursi penumpang. Dengan hati-hati tanganku menggenggam setangkai mawar yang masih berduri. Aku lupa, harusnya duri-duri di daun itu telah kutanggalkan supaya tak menyakiti jemari Kania yang selembut kapas.
Aroma khas bunga berwarna merah itu langsung menyerbu indra penciumanku. Aku melengos. Aku tak suka aroma mawar, tapi Kania --gadisku begitu tergila-gila dengan mawar.
Ponselku berdering.
Aku melambatkan laju kendaraan agar bisa melihat siapa yang menelponku pagi-pagi begini.
Seluruh persendianku melemas saat membaca sebuah pesan singkat yang masuk ke ponselku.
Van, Kania baru saja pergi. Maafkan dia tidak bisa menunggumu lebih lama lagi. Tolong iklaskan kepergiannya.
Sumber foto: koleksi Zayd ustman
Jika menulis tentangmu membuatku lega. Aku rela menulis sebanyak apapun itu
Jarak
Andai saja jarak dapat dilipat dengan mudah. Aku ingin berlari ke dalam pelukanmu. Untuk sekadar menghidu aroma parfum yang menguar dari tubuhmu
Kamu
Mungkin ini bukan cinta
Ini hanya perasaan nyaman di saat aku bersamamu
perasaan yang membuatku merasa aman saat di sampingmu
Aku tahu tak akan pernah ada kata "kita"
karena kita hanya aku dan kamu yang saling melintas
berpapasan untuk saling mengajarkan tentang cinta
kelak, jika di ujung jalan kita berjumpa
aku ingin mengenangmu sebagai lelaki yang pernah menyisipkan rona merah di pualam pipiku
Seandainya menjadi Jurnalis Perang
Jika kamu seorang jurnalis Perang, kamu ingin meliput di negara mana?
Inggris. Kota London
Memangnya di London ada perang?
Kagak. Ya pokoknya aku mau London. Masalah perang atau nggak itu urusan belakangan. Siapa tahu nanti di London ada perang boyband :D.
Ngasal banget sih postingan ini.
Terus terang saya nggak pernah bermimpi menjadi jurnalis perang. Soalnya saya nggak suka berada dalam tekanan dan negara yang penuh dengan ancaman. Sebut saja saya penakut. Nggak papa deh ketimbang di sana saya malah bikin semua orang repot.
Jika aku Presiden
Hoho..tema ini cukup lucu juga dan bikin garuk-garuk kepala. Pasalnya aku nggak pernah bermimpi ingin jadi Presiden. Kebayang gimana beratnya harus mengatur negara. Wong ngatur diri sendiri aja sulit.
Oke, balik ke topik utama.
Apa sih yang akan kamu lakukan jika menjadi Presiden?
Pertama, saya akan membenahi sistem pendidikan yang ada. Membenahi mekanisme perekrutan guru agar SDM untuk mengatur pendidikan lebih terjamin.
Kedua, memperbanyak taman kota. Ingin rasanya Indonesia memiliki taman-taman keren kayak di London. Ya, walaupun kita tidak punya musim yang sama dengan negara-negara Eropa. Rasanya tidak salah menikmati daun berguguran di taman yang indah.
Rasanya cukup segini aja. Nggak sanggup membayangkan jika jadi Presiden beneran :))
One night
Aku masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana Evan menciumku semalam. Tanpa persiapan apapun, tiba-tiba saja lelaki itu mendaratkan bibirnya di atas lipatan bibirku. Lembut. Dan, aku hanya bisa memejamkan mata, menikmati setiap sentuhan bibirnya bergumul, mengecup permukaan bibirku, lalu tanpa sadar kedua tanganku sudah memeluk lehernya erat. Kami berdua hanyut malam itu.
Pagi ini, ketika aku terbangun. Hal kali pertama yang aku ingat adalah aroma bibir Evan yang masih menempel di bibirku. Aroma tembakau. Lelaki itu adalah seorang perokok, jadi wajar saja jika aroma tembakau menguar dari bibirnya. Sejenak, aku tersenyum sendiri lalu meraba pipinya yang mulai memanas. Mengingat Evan, seluruh tubuhku memanas.
Hubungan kami baru seumur jagung, jadi wajar kalau cinta itu masih terasa hangat-hangatnya. Seringkali aku merasakan gempa kecil di dada dan perutku. Kemudian, pualam pipi yang merona saat lelaki itu menyentuhkan buku-buku jemarinya di pipiku. Ah, Evan memang pandai memperlakukan wanita.
Lamat-lamat kudengar suara ponsel berdering. Aku masih yang terduduk di pinggiran tempat tidur spontan berdiri. Mencari di mana ponsel kecil itu berada. Di saat dibutuhkan begini benda itu mendadak menyembunyikan diri. Aku mencoba mengingat-ingat di mana aku meletakkannya semalam. Ah, akhirnya aku ingat. Semalam aku dan Evan berkirim pesan singkat hingga malam, dan tentu saja ponsel itu pasti berada di atas tempat tidurku. Aku membolak-balik selimut, bantal, dan juga guling yang berserakan. Akhirnya, kutemukan juga benda yang sedang berkedip-kedip. Aku tersenyum. Nama Evan tertera di sana.
"Hallo." Aku berjalan ke dekat jendela. Menyingkap sedikit tirai yang menutup kaca jendela kamarku.
"Ka, bisa kita bertemu hari ini?" sambut Evan tanpa membalas sapaanku.
Ada perasaaan tidak nyaman saat Evan tak membalas sapaanku dan mendadak ingin bertemu. Padahal semalam kami sudah makan malam bersama, lalu dilanjutkan dengan saling berkirim pesan hingga larut malam. Apa sesuatu telah terjadi?
Aku menggelengkan kepala, membuang semua pemikiran negatif dari benakku saat ini. Mungkin saja Evan memang ingin bertemu denganku saja. Bukankah wajar jika yang namanya kasmaran selalu ingin bertemu. "Bisa, kita mau ketemuan di mana?" tanyaku.
"Di tempat biasa pukul 15.00."
***
"Aku ingin semua ini berakhir, Inka." Suara berat Evan melindap di gendang telingaku.
Aku mendongak. Menatap pada dua buah manik mata hitam yang biasa menelanjangi diriku. Lelaki itu tertunduk. Hatiku terasa diremas-remas. Ini bukan Evan yang biasa menatapku dalam-dalam.
Aku merasakan firasat buruk.
"Kenapa Evan?" tanyaku dengan nada setenang mungkin.
"Aku tak bisa menjanjikan apa pun padamu," jawab Evan lirih.
Jawaban macam apa ini?
"Aku tak pernah memintamu menjadikanku yang pertama," aku meraih jemarinya. Mencari sisa kehangatan di buku-buku jemarinya.
Evan membalas remasanku pelan. "Aku tak mau menyakitimu lebih lama lagi, Inka."
Aku mencebik.
Aku sudah mempersiapkan hatiku jauh-jauh hari untuk kausakiti sejak kita bertemu dalam keadaan tidak sadar dalam sebuah kamar tanpa sehelai benang.
Hidupku seperti Semangkok Rujak Buah Pedas
Hidup ibarat semangkok Rujak Buah pedas di mana rasa manis, asam, gurih dan tentu saja pedas bercampur menjelma kemeriahan.
Permainan Hunger Games
Terus terang saya bukan bukan movie update, jadi ketika dikasih tema "Apa yang akan kamu lakukan jika terpilih menjadi salah satu peserta Hunger Games?" saya hanya bisa garuk-garuk kepala.
Oke, akhirnya saya mampir ke mbah gugel mencari tahu apa sih hunger games itu. Dan, tetap saya tak mengerti. Duh. Tema yang satu ini sulit banget.
Yang pasti akan saya lakukan adalah mencari cara bertahan untuk hidup. Ya, kemampuan bertahan untuk hidup jarang dimiliki oleh banyak orang dan tentu saja saya tak akan menyerah begitu saja. Masak jauh-jauh menjadi pejuang malah pulang hanya nama. Rugi dong. Lagian saya masih ingin bertemu keluarga dan teman-teman. Kalau saya menyerah, gimana saya bisa ketemu mereka lagi *nangis.
Ps: Maaf kalau postingan ini apa adanya. Karena benar-benar nggak ada ide untuk menulisnya. :)
3 Permintaan
Makin ke belakang tema yang dilempar untuk #30HariNgeblog jadi ajaib. Entah ide yang disampaikan ngasal atau memang ingin menguji kemampuan *dikaplok yang kasih tema :D
Dan, tema hari ini adalah Jika kamu tersesat di hutan. Sebutkan 3 permintaan yang langsung ingin dikabulkan?
Macam baca cerita Aladin aja :D
Baiklah kalau saya tersesat di hutan dan dikasih 3 permintaan dan bisa langsung dikabulkan. Maka inilah permintaan yang akan saya ajukan:
1. Saya mau minta agar hutan disediakan fasilitas seperti hotel, spa, bioskop, supermarket, kendaaran, pasar, dan tak lupa bahan makanan.
2. Saya ingin semua keluarga, teman-teman, kerabat dan orang-orang yang dekat ikut diboyong ke dalam hutan.
3. Andaikan ini hanya mimpi. Saya ingin dibangunkan dan kembali ke rumah tercinta
Halah. Postingan ini hanya mengandung humor belaka. Kesamaan isi hanya kebetulan :D
If i were an artist
Jika diberi kesempatan menjadi orang terkenal. Kamu ingin menjadi aktor atau artis siapa?
Jawabannya adalah
Hillary Duff
Ada yang tahu siapa dia?
Hillary Duff adalah penyanyi muda berkebangsaan Amerika yang dikenal setelah membintangi beberapa film buat disney. Salah satu film yang membuatnya terkenal adalah Lizzie McGuire. Film yang cukup bersinar dan membuat namanya terangkat.
Kenapa dia?
Bagi saya Hillary adalah sosok penyanyi remaja yang bersahaja, tidak terlalu banyak kontroversi dibandingkan Lindsay Louhan yang sama-sama seusianya. Di setiap film yang dibintanginya, gadis ini selalu tampil sederhana, make up yang natural dan cara berpakaian yang casual.
Saya telah menonton beberapa film yang dibintanginya dan selalu dibuat terpukau oleh aktingnya. Untuk urusan vokal, Hillary punya warna suara yang khas. Jadi, dia mudah dikenali dengan ciri suaranya itu. Lagu-lagu yang dinyanyikannya enak didengar telinga.
Berita yang terbaru Hillary sudah menikah dan memiliki seorang bayi yang lucu.
Jika terkenal nanti saya ingin seperti Hillary yang tidak terlalu membuat kontroversial. Hidup yang terlalu banyak kontroversi akan membuatmu pusing 7 keliling.
Jadi, nikmatilah hidupmu dengan penuh kesahajaan ^^
Kekonyolan di masa kecil
Pic: Google.com
Masih pada ingat kan gimana rasanya menjadi anak-anak?
Saya sih ingat sekilas :D
Namanya anak-anak pasti rasa ingin tahunya tinggi. Semua dicoba-coba, kalaupun nantinya nggak berhasil 'emang gue pikirin' :D yang penting apa yang diinginkan terpenuhi. Walaupun akhirnya bikin ortu pusing tujuh keliling :D. Ayo ngaku sapa yang suka bikin emak-bapaknya marah?
Kekonyolan apa sih yang pernah kamu buat saat masih kecil?
Hihi, jawabannya banyak. Saya tulis beberapa yang diingat saja ya. Dan, tolong jangan diketawain karena saat nulis ini saya juga malu.
1. Saya pernah pegang rumah tawon yang dikira daun. Alhasil kepala saja benjol karena disengat.
2. Pernah nelan kelereng kecil. Karena takut dimarahin sama mami akhirnya nggak pernah cerita. Baru lega setelah kelerengnya berhasil keluar lewat Pup :D
Politik itu...
Terus terang agak bingung juga mau nulis apa soal politik. Soalnya saya hanya orang awam yang nggak seberapa suka ngurusin hal-hal yang nggak dimengerti.
Buat saya politik itu alat yang berhubungan dengan kekuasaan. Di mana yang dominan berada di atas dan yang di bawah hanyalah pengikut. Kalau ditanya seperti apa kondisi politik di Indonesia? Jawabannya membingungkan. Semua orang berlomba-lomba ingin duduk di kursi pemerintahan tanpa mempertimbangkan kemampuan yang mereka punya. Jadinya, saat menerima tampuk kekuasaanm, mereke melakukannya setengah hati. Lebih parahnya lagi ada yang 'bermain-main' dengan jabatannya.
Hasilnya: Makin banyak politisi yang masuk bui.
Yah. Namanya politik. Ada saja yang harus dimainkan dan dipermainkan. Tinggal bagaimana cara kita menjadi tokoh utama. Kalau saya sih nggak mau pusing-pusing mikirin politik. Orang mikirin diri sendiri aja puyengnya setengah mati :D
Pesannya sih satu buat para orang yang terjun ke dunia politik: sesekali tengoklah ke bawah dong, Pak!
Nikah Siri? Hmmm
Sebenarnya saya dulu pernah bikin postingan ini. Namun, tidak ada salahnya untuk kembali menuliskan apa yang ada di benak.
Pertanyaan yang diajukan sebenarnya tidak cukup sulit. Apa sih pendapatmu tentang Nikah Siri?
Tapi, yang sulit adalah bagaimana menjawabnya *apa sih
Sekelumit kata untuk mami
Dear Mami,
Aku tahu cara mendidik kami yang keras adalah wujud kasih sayangmu. Mami, ingin kami mengerti bahwa hidup ini keras dan jika tak terbiasa. Kita akan tergilas.
Dulu, mungkin aku menganggap apa yang mami lakukan adalah menyakitkan. Namun, seiringnya waktu aku belajar untuk memahami apa dibalik sebuah tindakan.
Terima kasih ya, Mi.
Engkau ajarkan ananda untuk selalu tegar, tidak mudah menyerah dengan keadaan.
Semoga Allah selalu melimpahkan kesehatan pada mami. Agar bisa menyaksikan putri terakhirnya duduk di pelaminan :')
Amin.
Salam Hangat,
Aku
Surat Cinta untuk Papi
Dear Papi,
Tak banyak kata yang ingin kusampaikan padamu. Karena aku sadar bahwa rangkaian kata tak pernah cukup untuk mewakili semua rasa sayangku padamu.
Kita memang tak begitu dekat layaknya seorang anak perempuan dengan ayahnya. Namun. Aku tahu papi punya cara untuk mencintaiku.
Aku suka saat kita mendiskusikan banyak hal, bertukar pikiran dengan ilmu yang kita punya.
Semoga Allah selalu melimpahkan kesehatannya pada papi. Agar aku punya kesempatan untuk mengenalkan lelaki yang kelak akan meminangku :')
Ah, aku memang tak pandai menyusun kata.
I love u pi
Salam hangat,
Aku
London
Dulu, saat duduk di bangku kuliah kalau ada yang tanya negara mana yang paling ingin dikunjungi? Jawabannya selalu Jepang. Ya, saya ingin sekali berkunjung ke negara matahari terbit itu sambil memandangi bunga-bunga Sakura yang bermekaran. Mengunjungi Tokyo Tower, atau berkeliling kota yang penuh keunikan itu.
Belakangan ini, saya malah terobsesi pada satu negara yang termasuk benua biru yaitu London. Negara yang satu ini selain memiliki arsitektur kuno yang menarik. Negara yang terkenal dengan jam Big Ben memiliki taman-taman kota yang layak untuk dikunjungi. Tahu sendirilah kondisi taman di Indonesia. Nggak ada yang terawat atau saya yang nggak pernah melihatnya?
Saya seringkali membayangkan bisa berkunjung ke London saat musim gugur. Melihat daun-daun maple berwarna hijau berganti warna menjadi warna-warna musim gugur yang cantik. Sambil memakai jaket berbulu tebal dan boot-boot cantik berjalan melewati tumpukan daun maple seperti adegan film yang pernah saya tonton.
Ah, kapan ya bisa ke sana?
Satu hal lagi kenapa saya ingin sekali ke London?
Tentu saja, karena pria-pria Inggris itu Hot dengan aksennya. Hihi, meskipun butuh perhatian yang lebih saat harus mengobrol dengan mereka. Tahu sendiri kan kalau aksen british itu suka sulit untuk dimengerti. :D
Jadi, Negara apa yang ingin kamu kunjungi?
Pengagum
Aku hanya ingin menjadi seseorang yang mengagumimu dengan diam-diam
Kita hanya saling melintas. Untuk membuktikan bahwa cinta pernah ada