Love Letter: A Letter To Hana
Source |
Teruntuk Hana,
Saat kamu membaca surat ini, perkiraan Papa kamu sudah menjadi mahasiswa. Bukan lagi gadis kecil yang mungil saat berada dalam pelukan Papa.
Papa sudah lama menantikan kehadiranmu. Bahkan sejak Papa selesai melakukan Ijab Qabul dengan Mama. Kami berdua selalu berdoa kepada Tuhan supaya lekas memiliki keturunan. Buat Kami sebuah pernikahan tak lengkap tanpa hadirnya buah cinta.
Namun, Tuhan sepertinya berkata lain. Mama sempat mengalami gangguan pada rahimnya. Dokter mengatakan bahwa Mama akan kesulitan memiliki keturunan. Tentu saja semua ini sempat membuat Mama dan Papa sedih. Tapi sepertinya kami menyimpan kesedihan itu masing-masing. Kami tak ingin saling melukai.
Mama dan Papa tentu saja tidak langsung menyerah. Kami selalu berdoa kepada Tuhan mengharap bahwa kamu akan hadir bersama kami. Mama melakukan serangkaian pengobatan demi menghadirkanmu, Nak. Cibiran dan cemoohan sudah sering kami dengar. Hingga Tuhan mengabulkan doa kami. Mama positif hamil.
Saat kamu membaca surat ini, perkiraan Papa kamu sudah menjadi mahasiswa. Bukan lagi gadis kecil yang mungil saat berada dalam pelukan Papa.
Papa sudah lama menantikan kehadiranmu. Bahkan sejak Papa selesai melakukan Ijab Qabul dengan Mama. Kami berdua selalu berdoa kepada Tuhan supaya lekas memiliki keturunan. Buat Kami sebuah pernikahan tak lengkap tanpa hadirnya buah cinta.
Namun, Tuhan sepertinya berkata lain. Mama sempat mengalami gangguan pada rahimnya. Dokter mengatakan bahwa Mama akan kesulitan memiliki keturunan. Tentu saja semua ini sempat membuat Mama dan Papa sedih. Tapi sepertinya kami menyimpan kesedihan itu masing-masing. Kami tak ingin saling melukai.
Mama dan Papa tentu saja tidak langsung menyerah. Kami selalu berdoa kepada Tuhan mengharap bahwa kamu akan hadir bersama kami. Mama melakukan serangkaian pengobatan demi menghadirkanmu, Nak. Cibiran dan cemoohan sudah sering kami dengar. Hingga Tuhan mengabulkan doa kami. Mama positif hamil.