KL, 2015 |
Semenjak memiliki
paspor, perjalanan terjauh saya ke luar negeri adalah untuk menjalankan ibadah
umroh ke Arab Saudi. Selebihnya, paspor saya nganggur tanpa stempel baru sampai
ganti paspor kedua kalinya
Suatu hari Kakak
bersama temannya merencanakan perjalanan lagi tapi kali ini lokasinya lebih
dekat yaitu Malaysia dan Singapura. Niat awal mereka ingin melakukan perjalanan
ala Backpacker dan ingin mengajak
saya. Lalu, tujuan liburan ala backpacker
itu berubah total saat Mami dan Papi ingin ikut bergabung sama kami. Jadi,
rencana untuk memakai transportasi umum tergantikan dengan menyewa van sebab
kondisi kesehatan kaki Mami yang tidak memungkinkan untuk berjalan jauh.
Setelah melalui drama
menjelang keberangkatan akhirnya kami berangkat juga. Sengaja mengambil
penerbangan pagi untuk memampatkan rencana karena kami berniat mengunjungi dua
negara dalam waktu 3 hari.
Rencana awal sehabis
mendarat di Johor Bahru, kami langsung melanjutkan perjalanan ke Singapura.
Menimbang bahwa jarak antara Johor Bahru dan Singapura amatlah dekat sekitar 30
menit. Namun, rencana berubah. Kami memilih menginap dan berkeliling Johor
Bahru di hari pertama.
Hari kedua kami
memulai perjalanan yang berbeda. Rencana kami ada mengeksplorasi Singapura lalu
menginap di Kuala Lumpur. Kami naik bus dari Singapura menuju Kuala Lumpur.
Seharusnya kami bisa sampai Kuala Lumpur sekitar jam 8 malam. Tapi meleset,
hari itu Check Point Imigrasi Woodland sempat ditutup beberapa jam sehingga mengakibatkan
antrian panjang. Kami sampai di Kuala Lumpur menjelang tengah malam.
Beruntung kami
menginap di Kawasan Bukit Bintang, di mana merupakan kawasan yang populer di
Kuala Lumpur. Kami masih menemukan banyak rumah makan, Cafe dan Bar yang masih
buka. Setidaknya tidak kelaparan di malam hari.
Oh ya, di kawasan
Bukit Bintang ini juga surga buat yang suka belanja. Di kawasan ini kalian bisa
menemukan tempat-tempat perbelanjaan dari yang kelas menengah hingga merek
premium. Sayangnya kami nggak bisa eksplor kawasan bukit bintang karena sudah
malam dan tidak ada waktu sebab keesokan harinya harus keluar dari hotel.
Melanjutkan perjalanan ke tempat lain.
Pengalaman Mendebarkan Naik Cable Car di Genting Highlands
Pagi-pagi kami sudah
sarapan di salah satu tempat makan melayu karena tempat ini yang satu-satunya
menjual makanan yang aman untuk kami. Kakak bersama temannya memutuskan untuk
jalan kaki ke KLCC dan saya tidak ikut karena masih ngantuk. Biarlah saya
memandangi menara KL dari balik kamar hotel.
Tepat pukul 08.00,
kami ke luar dari hotel dan melanjutkan perjalanan menuju Genting Highland atau dikenal dataran tinggi Genting. Selama
perjalanan kami disambut cuaca mendung dan gerimis mengundang. Untung saja
cuaca kembali cerah saat kami sampai di Genting.
Sejujurnya, saya agak
sedikit cemas ketika Kakak bilang bahwa nanti kami akan naik Cable Car menuju ke atas. Saya bukannya
fobia ketinggian hanya saya itu terlihat agak menakutkan. Selama berada di
dalam Cable Car kami semua terdiam
sambil merapal banyak doa. Bukannya apa-apa. Berada di ketinggian yang cukup
lumayan membuat benak kami membayangkan sesuatu. Dan, saya duduk di depan,
rasanya jantung berdebar lebih cepat. Turun dari Cable Car, lutut terasa lemas.
Buat saya pengalaman
naik cable car itu tidak terlupakan.
Entah, jika ada kesempatan lagi untuk berkunjung ke Genting Highland apakah
saya masih berani naik cable car lagi.
Belanja Oleh-oleh Di Pasar Seni
Turun dari dataran
tinggi Genting, kami berniat untuk mengunjungi Batu Cave. Namun, tidak jadi karena tidak memungkinkan untuk Mami
naik sampai ke atas. Akhirnya kami memutuskan untuk mengubah rute. Kami mampir
ke Pasar Seni untuk beli oleh-oleh.
Sebelum masuk ke Pasar
Seni kami menukar sisa uang dollar Singapura lalu mulai berbelanja. Hari itu
Pasar Seni cukup ramai. Tempat ini surga dunia banget deh. Kalau menurut saya
tempatnya miriplah sama Jembatan Merah Plaza di Surabaya. Saya hanya membeli
beberapa kotak coklat sebagai buah tangan, makan siang dan sholat.
Berfoto Di Menara Kembar Petronas
Hari itu saya sedikit
kesal sama Kakak karena kita hampir nggak jadi mampir ke KLCC karena cuaca
mendung. Saya sedih soalnya nggak sempat berfoto di Menara Kembar yang
merupakan ikon Kuala Lumpur. Yah, rasanya kurang afdol tanpa berpose di dekat
menara kembar ini.
Akhirnya diambil jalan
tengah bahwa kami akan mampir KLCC untuk berfoto apalagi waktu yang kami punya
masih cukup banyak. Cuaca hujan membuat saya kesulitan melakukan swafoto.
Harusnya kalau cuaca sedang cerah saya bisa mengambil gambar dari taman
seberang Menara Petronas. Hampir saja
menyerah dan diberi alternatif oleh teman Kakak untuk berfoto dari belakang
Pertronas saja. Ya, sudahlah daripada nggak punya foto kece dengan latar Menara
Kembar Petronas.
Kelar urusan dengan Menara
Petronas, kami melanjutkan perjalanan menuju bandara. Rasanya sedih karena
belum puas mengeksplorasi Kuala Lumpur. Padahal masih ada banyak tempat wisata di Kuala Lumpur yang belum kami datangi. Buat
kalian yang penasaran tempat wisata di Kuala Lumpur ada apa saja. Coba klik aja
blog
Traveloka, di sana kalian akan mendapatkan informasi yang lengkap.
Nanti jika ada
kesempatan lain untuk bisa berkunjung ke Malaysia, mungkin kami akan
memfokuskan untuk berkeliling ke Kuala Lumpur saja. Menelusuri tiap sudut Kuala
Lumpur dan merekam lebih banyak kenangan. Berita baiknya Traveloka mempunyai
layanan baru yaitu paket tiket pesawat dan juga hotel dalam 1 paket. Enaknya
lagi kalau kamu pesan paket pesawat+hotel secara bersamaan lebih hemat
dibanding terpisah, hematnya bisa sampai 20% tanpa kode promo apa pun. Wih,
bisa ada tambahan duit buat belanja nih.
Yuk, geret kopermu dan
pergi berlibur.
Salam,
Senengnya bisa berkunjung ke negara tetangga. Semoga suatu saat punya waktu untuk travelling lebih jauh.
ReplyDeleteAmin. Semoga semua doanya tercapai
DeleteSaya juga suka deg-degan kalau naik cable car. Tapi suka penasaran juga :)
ReplyDeleteSaya nggak tahu kalau diajakin naik cable car berani apa nggak
Delete