Holla,
Yey, ini hari Jumat minggu kedua bulan September. Itu artinya saya akan kembali kolaborasi sama Wulan Kenanga.
Oh ya. Saya belum kasih pengumuman bahwa tiap hari Jumat minggu kedua, kami berdua akan berkolaborasi. Untuk temanya biasanya kami bergantian saling menentukan. Dan buat kamu yang nggak ingin ketinggalan, pantengin aja terus blog saya: kotakwarna dan swastikha.
Tema kali ini, kita akan bicara tentang Ebook atau Buku Fisik
Ini Postingan Wulan tentang tema ini: Buku Fisik atau Buku Digital
Sebagai penggemar buku, saya pernah sakau sama aroma buku baru. Nggak tahu kenapa, aroma buku yang baru itu udah kayak opium. Bikin candu dan ketagihan. Belum lagi sensasinya merobek segel plastik buku, duh mengasyikkan. Semcam kebahagiaan yang hakiki.
Ini Postingan Wulan tentang tema ini: Buku Fisik atau Buku Digital
Sebagai penggemar buku, saya pernah sakau sama aroma buku baru. Nggak tahu kenapa, aroma buku yang baru itu udah kayak opium. Bikin candu dan ketagihan. Belum lagi sensasinya merobek segel plastik buku, duh mengasyikkan. Semcam kebahagiaan yang hakiki.
Kamu yang suka mengoleksi buku pasti paham deh dengan apa yang saya rasakan. Serius, aroma buku baru itu nggak tergantikan. Bahkan, beberapa kali saya iseng-iseng masuk masuk Toko Buku cuman ingin menghidu aroma buku baru.
Belakangan saya baru menyadari bahwa kebiasaan mengoleksi buku fisik mulai berkurang. Kalau dulu, ada saja kesempatan untuk membawa pulang buku baru, meskipun lemari penyimpanan sudah menjerit kepenuhan. Nggak hanya itu Mama sendiri sempat protes dengan kegemaran saya itu.
Alasan yang lain kenapa saya mengurangi konsumsi membeli buku adalah harga buku yang semakin mahal. Saya harus belajar mempioritaskan benda-benda apa yang dibutuhkan apalagi setelah saya mengundurkan diri dari pekerjaan. Keuangan saya masih belum stabil.
Postingan Kolaborasi lain: If I were you: i wish my dream come true
Untungnya saya punya jawaban atas kegalauan yang saya alami, yaitu saya masih bisa beli buku baru tapi bentuknya digital alias ebook.
Salah satu alasan saya membeli ebook adalah harganya yang relatif murah. Separuh dari harga buku fisik. Bahkan, di salah satu aplikasi ebook yang saya gunakan, cukup bayar di bawah 100k, kamu bisa baca puluhan buku gratis. Seru, kan?
Selain murah membaca ebook juga praktis. Cukup bawa satu tablet/ponsel yang di dalamnya berisi ribuan buku. Nggak pakai ngeluh saat liburan karena keberatan menbawa buku fisik. Kamu bisa baca di mana saja sama halnya ketika kamu berselancar di dunia.
Kelebihan lain dari ebook adalah nggak bisa sobek kayak buku fisik dan kamu turut serta dalam penjagaan lingkungan dengan cara tidak nenggunakan kertas berlebihan.
Emang sih beberapa ebook yang saya miliki tidak bisa saya unduh sepuasnya, hanya bisa dibaca menggunakan aplikasi tersebut. Itu juga yang kadang bikin sedih. Kalau aplikasinya ditutup, hilanglah semua koleksi ebook yang saya miliki.
Yah, bagaimanapun juga teknologi memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kamu suka ebook atau buku fisik? Komentar ya.
Belakangan saya baru menyadari bahwa kebiasaan mengoleksi buku fisik mulai berkurang. Kalau dulu, ada saja kesempatan untuk membawa pulang buku baru, meskipun lemari penyimpanan sudah menjerit kepenuhan. Nggak hanya itu Mama sendiri sempat protes dengan kegemaran saya itu.
Alasan yang lain kenapa saya mengurangi konsumsi membeli buku adalah harga buku yang semakin mahal. Saya harus belajar mempioritaskan benda-benda apa yang dibutuhkan apalagi setelah saya mengundurkan diri dari pekerjaan. Keuangan saya masih belum stabil.
Postingan Kolaborasi lain: If I were you: i wish my dream come true
Untungnya saya punya jawaban atas kegalauan yang saya alami, yaitu saya masih bisa beli buku baru tapi bentuknya digital alias ebook.
Salah satu alasan saya membeli ebook adalah harganya yang relatif murah. Separuh dari harga buku fisik. Bahkan, di salah satu aplikasi ebook yang saya gunakan, cukup bayar di bawah 100k, kamu bisa baca puluhan buku gratis. Seru, kan?
Selain murah membaca ebook juga praktis. Cukup bawa satu tablet/ponsel yang di dalamnya berisi ribuan buku. Nggak pakai ngeluh saat liburan karena keberatan menbawa buku fisik. Kamu bisa baca di mana saja sama halnya ketika kamu berselancar di dunia.
Kelebihan lain dari ebook adalah nggak bisa sobek kayak buku fisik dan kamu turut serta dalam penjagaan lingkungan dengan cara tidak nenggunakan kertas berlebihan.
Emang sih beberapa ebook yang saya miliki tidak bisa saya unduh sepuasnya, hanya bisa dibaca menggunakan aplikasi tersebut. Itu juga yang kadang bikin sedih. Kalau aplikasinya ditutup, hilanglah semua koleksi ebook yang saya miliki.
Yah, bagaimanapun juga teknologi memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kamu suka ebook atau buku fisik? Komentar ya.
Selamat menikmati akhir pekan.
Salam,
Salam,
Saya suka semuanya..berhubung belum punya rumah sendiri sementara eBook dulu. Apalagi yang berhubungan sama kerjaan, eBook super duper membantu Mbak Tika😍
ReplyDeleteWah ada tim ebook juga
DeleteSaya pas jaman kuliah suka buku fisik mbak... Koleksi cerpen. Buku psikologi. Buku romantis. Komik. Novel. Apalagi ttg cinta hehhehhehe.. Sekarang berenti beli krn kepenuhan lemarinya dan lbh suka browsin.. Jd meninggalkan semua ya.. Ebook apa yg rekomended mbak? Kasi info aplikasinya dong mbak hehehehe.. Spaatau hobi bacaku balik lg😁
ReplyDeleteKalau aku langganan scoop cuman 89 rb sebulanan
DeleteUdah lamaaaa banget ngga baca ebook. Masih setia sama buku fisik :)
ReplyDeleteWah. Saya juga kadang-kadang masih beli buku fisik kok
Delete