Holla,
Bicara soal penampilan. Dulu, saya terbilang lumayan cuek. Mana pernah sebegitu detailnya dengan apa saya pakai. Prinsip saya sih pokoknya nyaman saat dipakai.
Di antara 3 wanita di rumah: saya, mbak Dini dan Mami. Mamilah yang terbilang sangat peduli dengan yang namanya penampilan. Mulai dari warna pakaian, model baju sampai asesoris penampilan pun sudah dipikirkan matang-matang.
Sampai ada yang nyeletuk, "Mamimu lebih gaul dari kamu."
Urusan perawatan wajah pun Mami jagonya. Beliau saya peduli dengan kulit wajah. Beberapa klinik kecantikan pernah beliau coba untuk mendapatkan hasil kulit yang paripurna kayak artis korea.
Pokoknya beda jauh deh antara Mami dan saya.
Ehm. Bukannya saya nggak peduli sih mungkin lebih ke arah males. Sebab, buat saya penampilan itu nomor ke sekian. Bisa jadi juga karena saya dibesarkan untuk berprestasi bukan berdandan. Hahaha.
Kalau nggak salah nyobain perawatan wajah itu jaman kuliah. Waktu Mami dah sebal banget lihat wajah saya yang kucel. Saya dipaksa ke dokter kulit untuk melakukan perawatan.
Beauty is pain
Itu yang saya rasakan ketika melakukan facial kali pertama. Sumpah muka saya dipakaikan chemical peeling yang rasanya nggak nyaman di muka. Pengin deh kabur dari ruang perawatan.
Muka saya memang lebih mulus tapi saya nggak suka prosesnya. Akhirnya saya pindah melakukan perawatan di klinik lain. Selain bahannya lebih ramah ke muka dan nggak bikin trauma.
Namanya nggak suka dandan. Diapain juga akhirnya saya behenti melakukan perawatan. Males. Tempatnya jauh dan saya sudah lelah. Ya sudahlah.
Di antara 3 wanita di rumah: saya, mbak Dini dan Mami. Mamilah yang terbilang sangat peduli dengan yang namanya penampilan. Mulai dari warna pakaian, model baju sampai asesoris penampilan pun sudah dipikirkan matang-matang.
Sampai ada yang nyeletuk, "Mamimu lebih gaul dari kamu."
Urusan perawatan wajah pun Mami jagonya. Beliau saya peduli dengan kulit wajah. Beberapa klinik kecantikan pernah beliau coba untuk mendapatkan hasil kulit yang paripurna kayak artis korea.
Pokoknya beda jauh deh antara Mami dan saya.
Ehm. Bukannya saya nggak peduli sih mungkin lebih ke arah males. Sebab, buat saya penampilan itu nomor ke sekian. Bisa jadi juga karena saya dibesarkan untuk berprestasi bukan berdandan. Hahaha.
Kalau nggak salah nyobain perawatan wajah itu jaman kuliah. Waktu Mami dah sebal banget lihat wajah saya yang kucel. Saya dipaksa ke dokter kulit untuk melakukan perawatan.
Beauty is pain
Itu yang saya rasakan ketika melakukan facial kali pertama. Sumpah muka saya dipakaikan chemical peeling yang rasanya nggak nyaman di muka. Pengin deh kabur dari ruang perawatan.
Muka saya memang lebih mulus tapi saya nggak suka prosesnya. Akhirnya saya pindah melakukan perawatan di klinik lain. Selain bahannya lebih ramah ke muka dan nggak bikin trauma.
Namanya nggak suka dandan. Diapain juga akhirnya saya behenti melakukan perawatan. Males. Tempatnya jauh dan saya sudah lelah. Ya sudahlah.
My Style Now
Sejak menekuni dunia blogger, saya belajar untuk lebih peduli terhadap penampilan. Tidak mungkin datang ke sebuah acara liputan dengan pakaian seadanya. Setidaknya untuk dihargai saya harus berpenampilan lebih baik karena ada nama baik yang perlu dijaga.
Gaya berpakaian saya pun mulai banyak perubahan. Mulai berani mengenakan warna-warna terang dan bergaya kekinian. Apalagi semenjak mengalami penurunan berat badan yang signifikan. Saya merasa lebih percaya diri dalam mengenakan sesuatu.
Mulai berani bergaya |
Bergaul dengan beberapa blogger kecantikan membuat saya kembali merawat wajah. Mulai menggunakan serum kecantikan, masker dan perawatan wajah lainnya. Ternyata perawatan wajah itu perlu. Sebab wajah juga menunjang penampilan kita.
Kalau wajah sudah dirawat kan jadi semangat untuk belajar dandan. Kalau dulu cuman pakai warna lipstik pucat/nude, sekarang udah berani pakai warna-warna terang saar menghadiri acara. Cukup bisa membuat alis yang nggak miring. Yes, masih sebatas itu belum yang ahli banget.
Mulai pakai lipen warna-warni
Buat saya menjaga penampilan itu perlu karena akan merepresentasikan diri kita pada khalayak umum. Nah, kalau menurut kamu gimana?
Komentar di bawah ya.
Salam,
|
Mbaknya kiyuuuut :*
ReplyDeleteMakasih kamu 😚
DeleteLipstik, daku mash nyaman ama warna2 soft. Meski ada siih yg gojreng tpi biasanya buat eksperimen dirumah, menyambut suami plng kerja hahaha
ReplyDeleteAku tergantung mood pakainya. Lagi malas ya pakao warna nude aja
DeleteDulu aku juga nggak suka warna-warna menyala. Eh, sekarang malah kadang tabrak-tubruk pakai baju dan jilbabnya hehe. Soal dandan? Belum mahir. Paling lipstik dan eyeliner tidak ketinggalan, hehe
ReplyDeleteSaya belum bisa pakai eyeliner. Pakai alis aja udah kemajuan besar buat saya
DeleteDapak positif dari memiliki profesi unik sbg blogger
ReplyDeleteJadi tambah melek buat blajar banyak style ya mbak
Yg mulanya ga peduli, kudu diperhatiin banget
*aku trying to be juga. hheeee
Hayuk belajar perlahan mbak
DeleteIhiy.. skrg tmbh cantik n kekinian rek.. stay ketje mbak..
ReplyDeleteMakasih banyak. Berkat kamu juga ni
DeleteMeskipun aku gak terlalu suka dandan, tapi setidaknya untuk menjaga citra diri, setidaknya busana yang aku pilih tidak terlalu asal sih. Karena biasanya orang akan melihat kesan pertama lewat penampilan. 😁😁😁😆😆😆
ReplyDeleteBetul. Jangan sampai datang ke sebuah acara tapi penampilan tidak mumpuni
DeleteSetuju mba. Ga bisa dipungkiri, penampilan pasti yg pertama lgs keliatan kalo kita sdg berinteraksi dgn org lain/org baru. Orng yg blm kenal kita, gampang aja jd menilai jelek kalo liat penampilan kita berantakan :p. Makanya buatku jg penting banget jaga penampilan kita di depan orang lain
ReplyDeleteKebetulan, aku kurang setuju jika merawat penampilan itu untuk alasan berdandan. :)
ReplyDeleteAku pernah diajari bahwa sebetulnya penampilan adalah bagian dari komunikasi kita terhadap orang lain. Jika penampilan kita nampak kucel, lusuh, maka penampakan presentasi kita di hadapan orang lain akan jadi turun. Ini akan jadi problem kalau kita sedang dalam posisi perlu berkomunikasi dengan orang lain, misalnya urusan bisnis, urusan pergaulan, atau urusan asmara. (Tentu saja lain ceritanya jika kita sedang tidak butuh orang lain).
Kurasa merawat penampilan itu tidak harus dengan ber-make up menor. Diawali dari hal-hal sederhana dulu, misalnya merawat kulit (skin caring). Perawatan kulit itu sebetulnya punya efek membuat diri kita nyaman dengan diri sendiri. Dengan nyaman akan diri sendiri, itu akan meningkatkan presentasi kita di hadapan orang lain ketika sedang berkomunikasi. Dan klinik kecantikan sebetulnya sangat membantu untuk membimbing kita menentukan arah skin care kita. Supaya tercapai tujuan yang diinginkan (misalnya melembabkan kulit, mengecilkan pori, atau sekedar mengurangi minyak), bukan sekedar pilih-pilih skincare karena sedang trend belaka.
Ya ampun, panjang banget ya komenku ini :))