Kamera menemaniku Membekukan Kenangan- Saya nggak ingat jelas mulai kapan penasaran dengan yang namanya fotografi. Kalau nggak salah pas SMA. Kebetulan banget baru tahu yang namanya internet. Dulu, tiap pulang sekolah suka mampir warnet untuk nyimpan gambar-gambat yang saya suka pakai disket. Pokoknya suka banget lihat foto-foto yang cakep dan suka penasaran bagaimana cara mereka mengabadikan gambar itu. Saking sukanya, ngelihat orang bawa kamera aja udah bikin mata saya berbinar-binar.
Pas kuliah hasrat sama fotografi mulai berkurang. Waktu itu
soalnya lagi suka sama nulis cerpen dan hampir tiap hari mantengin laptop untuk
bercengkrama dengan tokoh rekaan dan maklumlah pada era itu yang namanya kamera
itu semacam barang mewah. Dan, yang namanya fotografi belum se-happening
sekarang gara-gara munculnya instagram. Semua orang jadi latah beli kamera-lah,
tongsis, hape dengan kamera keren demi menjadi kekinian.
Kamera pertama saya adalah Kodak
yang analog. Masih menggunakan film dan asyik aja pas motret. Soalnya kita
nggak pernah tahu gambar mana yang berhasil dicetak dan mana yang kebakar.
Lalu, saya mulai bosan dengan kamera analog soalnya tren mulai beralih menjadi
digital. Kamera digital saya pertama adalah Q1. Selalu ikut kemana saja saya
pergi. Waktu itu fokusnya masih suka motret diri sendri dan orang lain. Belum
kepikiran yang aneh-aneh dan buta soal teknik fotografi. Ya, buat senang-senang
aja deh.
Keinginan punya kamera DSLR
terbersit saat kakak membawa pulang sebuah kamera. Wih kece, itu yang kali pertama saya ucapkan dalam hati. Saya
sering minta ijin sama kakak buat pinjam kameranya. Hoho, ternyata berat
banget tapi menantang soalnya hasilnya oke banget. Dan, ternyata saya kena omel
kakak soalnya asal motret. Belakangan baru tahu bahwa nggak boleh asal motret
gitu soalnya nanti pengaruh sama shutter
count.
Saya sempat merengek sama Mama
kalau saya pengin kamera macam begitu. Saya sampai browsing macam-macam kamera
DSLR. Mulai dari kegunaan sampai berapa rentang harganya. Pilihan saya waktu
itu Canon soalnya harga kamera canon lumayan terjangkau. Tapi pas udah sampai
di depan toko kamera sayanya bingung. Antara sayang sama duit dan takut nggak
bisa ngerawatnya. Seorang teman pernah bilang sama saya, “kalau kamu nggak
begitu tertarik sama kamera mending nggak usah beli daripada cuman teronggok,
jamuran dan rusak.” Dan, keinginan punya
kamera itu batal.
Baiklah, mari kita belajar
memotret pakai Handphone saja sekalian belajar gimana sih caranya menghasilkan
foto-foto yang bagus walaupun sesekali masih baper lihat orang nenteng kamera
dan lihat teman blogger yang liputan.
Hiks, dalam hati kepengin banget punya kamera tapi apa daya belum ada uang untuk
beli. Sabar.
Baca: Mobile Photography
Hasil motret pakai kamera ponsel |
Baca: Mobile Photography
Selama nunggu kesempatan untuk
beli kamera saya suka baca-baca soal fotografi dan perlahan mulai mengerti
istilah-istilah yang dulu terdengar asing di telinga. Saya jadi tahu bahwa
dunia fotografi itu menyenangkan dan selalu menantang untuk dipelajari secara langsung.
Panduan: Tips Memotret dengan kamera ponsel
Alhamdulillah kesempatan itu
datang juga. Saya mendapatkan uang dari Mama. Saya sempat minta ijin sama Mama
apakah boleh uangnya dibelikan kamera. Mamaa setuju dan saya sangat
bersemangat. Setiap hari saya sibuk membaca hasil ulasan dari berbagai kamera
yang saya incar. Nggak hanya berselancar di dunia maya, saya juga sampai
cari-cari ulasan video di youtube untuk memastikan nggak salah beli kamera.
Saya sengaja beli kamera yang sesuai kebutuhan dan urusan kantong. Bisa sih
langsung ngabisin duit yang dikasih Mama tapi kok sayang banget. Saya masih
pengin punya tabungan supaya bisa membeli kebutuhan yang lain. Pilihan saya
jatuh ke kamera mirrorless. Saya memilih
kamera jenis ini karena ukurannya yangt mungil dan nyaman dalam genggaman
tangan.
Kini kamera layaknya seorang teman. Menemani saya kemana saja. Mulai dari jalan-jalan sampai acara liputan blogger dan juga mengabadikan kenangan saya sehari-hari.
Salam,
Duh, pengen belajar fotografi. :'D
ReplyDeleteAku juga pengin banget mendalami fotografi
DeleteWell, untuk sekarang, aku merasa kamera menjadi sesuatu yang penting. :)
ReplyDeleteIya mbak. Kamera udah kayak kebutuhan primer aja saat ini
DeleteSementara ini pakai kamer dari hp. :'D
ReplyDeleteNggak papa, mBak. Yang penting tetap kece
DeletePengen punya mirorless nih buat kebutuhan traveling. Punya saya berat banget ...
ReplyDeleteIya DSLR emang agak ribet bawanya kalau bepergian tapi hasilnya mah kece badai
DeleteAkupun masih pake kamera hape mba, semoga ntar kekumpul uangnya mau beli kamera lagi, soalnya sekarang kamera itu salah satu essential item buat Blogger ya mba :D
ReplyDeleteKamera HP juga masih membantu kalau lagi darurat dan males bawa kamera
DeleteTapi aku ngak mau terbeku demi kenangan, aku ingin menyatu bersama mu #EhGimana
ReplyDeletekamera sekarang penting di era sosial media apalagi bagi blogger
ReplyDeleteIya. Penting banget buat kita para blogger
DeleteKenanganku sudah mencair bersama aliran sungai masa depanku, Tika... eh ini apaan juga :D
ReplyDeleteMbak diah lagi ngelindur ya?
DeleteSampai skarang pengen punya kamera mirroless tapi belum kesampaian, mba. Doain ya :)
ReplyDeleteAmin. Semoga terwujud mbak :)
DeleteAyo hunting :D
ReplyDeleteAyok ke surabaya
DeleteLoh yah kan, nyamar. Ajarin mbak, motret pake hp saja gitu, apalagi dukungan alat tempurnya sekarang. Wuaaa
ReplyDeleteNyamar opo mas? Kalau dekat bisa hunting bareng nih hehehe
DeleteAku pengen belajar fotografi, tapi ga punya kamera, hiks
ReplyDeletePakai kamera hp juga bisa kok mbak
DeleteSejak punya kamera aku jadi hobi mengabadikan momen apapun ^^
ReplyDelete