Folk Art Erau |
Buat kamu yang pernah berkunjung ke Kutai Kartanegara saat libur musim panas di tahun-tahun sebelumnya, pasti telah mengenal perhelatan Festival
Erau yang dipusatkan di Kota Raja Tenggarong. Sebuah event tahunan
yang menggabungkan adat istiadat Kutai secara turun temurun dan International Folk Art Festival. Menarik? Sudah pasti. Seru? Apalagi!
Bagi
kamu yang belum pernah tahu seperti apa dan bagaimana itu Festival Erau, silakan baca ulasan saya kali ini. Dari
sisi sejarah,
asal usul pelaksanaaan erau adat dapat dibaca di sini (https://id.wikipedia.org/wiki/Erau).
Dalam ulasan ini, lebih pada keseruan pelaksanaan beberapa tahun terakhir yang membawa
Festival Erau menjadi salah satu nominasi Festival
Budaya Terpopuler pada situs jalan-jalan terkemuka.
Apa sih keseruannya Festival
Erau? Oke kita kupas satu persatu.
Sebagai salah satu daerah yang fokus pada upaya peningkatan dan pembenahan di sektor pariwisata dan salah satu penyumbang PAD
(Penghasilan Asli Daerah) pasca tambang kelak, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara
(Kukar) menjadikan festival budaya tahunan ini sebagai salah satu ikon khas daerah. Dengan kemasan yang lebih apik dari setiap tahunnya.
Pada 2015 lalu, panitia Festival Erau
yang digawangi Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar)
Kukar, sukses mengelar Erau dengan menghadirkan Delegasi
Folk Lore
dari 15 negara. Kebayang, ya. Bisa menyaksikan bule-bule dari 4 benua menari-nari setiap hari di beberapa sudut Kota Raja
Tenggarong dengan
gratis.
Pekan Festival Erau sendiri biasanya digelar lebih dari sepekan. Diawali dengan mengadakan upacara adat Memberi Makan Benua yaitu upacara adat meminta izin pada roh-roh leluhur yang diyakini sebagai penjaga kota raja untuk segera dilakukan rangkaian upacara selanjutnya. Usai upacara ini, dilanjutdengan menaikkan Tiang Ayu, aneka upacara adat lainnya seperti Belulu Sultan, Bepelas,
Marangin, dan upacara adat lainnya selama satu minggu penuh. Seluruh kegiatan adat ini dilakukan di lingkungan Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadhipura.
Bseprah-Erau |
Sedangkan untuk kegiatan
festival, biasanya dipusatkan pada beberapa titik keramaian Kota Raja
Tenggarong. Panggung utama sebagai lokasi pembukaan secara resmi oleh Kementrian Pariwisata Ekonomi Kreatif, Gubernur Kaltim, Bupati Kukar, dan para petinggi lainnya berlokasi di Stadion Rondong Demang Arena parker stadion disulap sebagai wahana pameran indoor dan outdoor serta panggung pesta rakyat. Selain itu pusat pertunjukan budaya dan Folk Lore
juga berada
di Taman Ulin Jalan Mawar, Panggung Budaya Rakyat Tepian
Sungai Mahakam, serta Taman Pedestrian Bawah Jembatan Kartanegara.
Folk-Art Erau |
Selain pertunjukan budaya daerah Kutai, dan perwakilan kabupaten/provinsi lainnya, juga digelar Workshop Budaya secara bergantian setiap harinya.
Kembali pada rangkaian prosesi pembukaan Festival
Erau. Setelah upacara adat Memberi Makan Benua, k eesokan hari biasanya disambung dengan Kirab Budaya.Diikuti
34 Provinsi seluruh Indonesia dan para peserta Folk Lore. Kirab Budaya mengelilingi jalan-jalan protokol Tenggarong hingga ke arena unjuk atraksi di halaman Kedaton.
Kirab Budaya Erau |
Salah satu kegiatan utama yang menjadi kesukaan masyarakat Tenggarong dan sekitarnya ialah Makan Beseprah, yaitu makan melantai di jalan poros sepanjang lebih dari 1 Km secara
gratis. Diikuti oleh seluruh Pejabat Teras Kukar, Keluarga Kesultanan, dan seluruh rakyat. Semua makanan disediakan secara gotong royong. Dimulai sejak pukul
07.00 Wita hingga hampir tengah hari. Nggak ada pemisah antara pejabat atau rakyat, si kaya dan si miskin. Semua berbaur bersama melantai sembari menikmati hidangan dan hiburan alunan musik Gambus dan Tingkilan khas Kutai.
Melarung Laut |
Puncak acara Festival Erau ialah upacara adat Mengulur Naga, yaitu dua replika Naga yang sebelumnya telah disediakan di Kedaton sebelum perhelatan Erau dimulai. Kedua Nag atersebut dibawa menggunakan kapal khusus menyusuri Sungai Mahakam
sepanjang kurang lebih 100 Km ke arah Delta Mahakam. Berakhir di Desa Kutai Lama yang konon diyakini sebagai daerah cikalbakal berdirinya Kerajaan Kuta Kartanegara. Dengan nama asli Jahitan Layar.
Menjamu benua |
Saat sampai di Dermaga Kutai Lama kedua Naga tersebut ditenggelamkan, dan tradisi Berlimbur dimulai. Berlimburi adalah kegiatan saling menyiram air kepada siapapun yang ditemui
di pinggir jalan. Dari anak-anak hingga orangtua tumpah ruah di sepanjang jalan. Tak ada yang boleh marah.Biasanya berlimbur dilakukan etelah Dzuhur hingga menjelang sore. Bagi warga yang rumahnya jauh dari jalan raya, biasanya membawa bekal air yang
telahdiisi dalam plastk-plastik seperti esbatu untuk nanti saling dilemparkan.
Menjamu Benua |
Tips:
jika ingin ikut serta dalam Berlimbur, para wanita dimohon jangan berbaju ketat. Tak mau dong jadi sorotan mata setiap orang karena tonjolan-tonjolan akibat baju basah. hehehee.
Seperti saya katakan di atas, keseruan Festival
Erau ini
masuk nominasi pada situs ayojalanjalan.com
sebagai festival budaya terpopuler. Untuk mendukung melalui voting, silakan kunjungi
ayojalanjalan.com klik menu DUKUNG & VOTE PARIWISATA INDONESIA. Selanjutnya pilih kategori festival
budaya terpopuler,
tandai Festival Erau Kutai Kartanegara – Kaltim. Cantumkan nalamat email dan klik vote. Voting berlangsung hingga 23 Agustus 2016.
Penasaran dengan keseruan Festival Erau
2016? Menurut Kalender Budaya Kutai Kartanegara, Festival
Erau akan diselenggarakan pada 20-28 Agustus mendatang. Agar tidak ketinggalan peristiwa ini, segera reservasi penerbangan, akomodasi,
dan tempat menginap segera mungkin. Karena saat perhelatan akbar ini berlangsung biasanya tempat menginap full booked.
Pun dengan persewaan kendaraan, dll.
Mari Jelajahi Nusantara, Singgahi Kutai Kartanegara.
*****
Tenggarong – KutaiKartanegara. Yuk Lestarikan budaya daerah sebagai Khasanah Budaya Bangsa, We Love Kukar @EkaDeffa.
Postingan ini ditulis oleh Eka Deffa
Wah... seru banget acaranya. Di daerahku udah jarang banget ada acara semacam ini. Tfs, mak...
ReplyDeleteYuk mak ke Kutai Kartanegara, 20agustus pembukaan Erau tahun ini. . .
DeleteSebagai warga Kaltim, saya malah penasaran belum pernah nonton Erau. :)
ReplyDeleteYukx mbak Nurin ke Tenggarong nontpn erau bulan depan :*
DeleteBelum pernah menginjakkan kaki di Kalimantan, tapi berusaha dapat ke sana ke depannya.
ReplyDeleteSeru festivalnya, jadi pengin ke Teragong
ReplyDelete