"Kamu kan masih gadis, Mbak. Bebas ngelakuin apa aja. Kalau udah nikah mah banyak yang diurus."
Untuk kesekian kalinya saya merasa nggak adil sama orang-orang di sekitar. Entah apa alasan mereka menggunakan status lajang saya sebagai bahan obrolan yang nggak pernah habis.
Oke. Di antara teman kerja, saya sendiri yang masih melajang. Tapi bukan berarti seluruh pekerjaan kemudian dilimpahkan kepada saya. Alasannya sederhana katanya saya lebih punya banyak waktu.
Belum lagi kalau saya menceritakan banyak hal yang telah dilakukan. Lagi-lagi status lajang saya dijadikan sebuah pernyataan.
Setiap kali saya mengenalkan tentang sesuatu yang baru. Teman-teman saya seolah membloking dirinya untuk tidak berkembang. Bagi mereka, ketika sudah menikah ya waktumu habis untuk mengurus rumah. Tak ada waktu untuk mengembangkan diri.
Oke. Saat lajang mungkin kita memiliki banyak waktu untuk melakukan sesuatu. Belajar banyak hal baru.
Bukan berarti saat kita menikah kita akan kehilangan waktu untuk melakukan yang kita suka.
Iyakah?
Dari beberapa teman yang saya kenal. Mereka semua sudah menikah. Memiliki anak, bahkan beberapa di antaranya lebih dari 1 anak. Tapi mereka masih punya waktu untuk meraih mimpi.
Mereka pandai mengelola waktu, mencuri waktu saat anak-anak terlelap untuk sekadar mencoba resep baru, menulis blog atau menonton film. Bagi mereka untuk meningkatkan kemampuan diri itu penting. Bahkan, beberapa dari mereka menyebutkan me time.
Entahlah.
Hanya saja ketika menikah bukan berarti kamu berhenti mewujudkan mimpi. Yang perlu kamu lakukan adalah menjaga mimpimu tetap ada.
Bukankah mimpi itu yang akan membuatmu tetap hidup?
Dirimu kan masih gadis, Mbak. Beda kali sama emak-emak kayak kita. Ngurusin anak dan rumah aja capek.
Setiap kali saya mengenalkan tentang sesuatu yang baru. Teman-teman saya seolah membloking dirinya untuk tidak berkembang. Bagi mereka, ketika sudah menikah ya waktumu habis untuk mengurus rumah. Tak ada waktu untuk mengembangkan diri.
Oke. Saat lajang mungkin kita memiliki banyak waktu untuk melakukan sesuatu. Belajar banyak hal baru.
Bukan berarti saat kita menikah kita akan kehilangan waktu untuk melakukan yang kita suka.
Iyakah?
Dari beberapa teman yang saya kenal. Mereka semua sudah menikah. Memiliki anak, bahkan beberapa di antaranya lebih dari 1 anak. Tapi mereka masih punya waktu untuk meraih mimpi.
Mereka pandai mengelola waktu, mencuri waktu saat anak-anak terlelap untuk sekadar mencoba resep baru, menulis blog atau menonton film. Bagi mereka untuk meningkatkan kemampuan diri itu penting. Bahkan, beberapa dari mereka menyebutkan me time.
Entahlah.
Hanya saja ketika menikah bukan berarti kamu berhenti mewujudkan mimpi. Yang perlu kamu lakukan adalah menjaga mimpimu tetap ada.
Bukankah mimpi itu yang akan membuatmu tetap hidup?
Jadi, nggak ada alasan kamu masih lajang atau menikah. Semua berada di tanganmu.
Anehnya, saya justru takut nantinya nggak punya waktu untuk diri sendiri. Lagi-lagi, karena melihat orang sekitar yang banyak mengeluh.
ReplyDeleteYang dibutuhkan adalah komunikasi dengan pasangan:)
DeleteAku malah aktifnya saat udah menikah dan punya anak :)
ReplyDeleteNah. Itu dia mbak. Malah teman-temanku memilih membatasi diri karena sudah menikah
Delete