Source: google.com |
Saya tak ingat kapan terakhir kali menulis resolusi alias mimpi yang belum terwujud? Mungkin di akhir tahun baru lalu.
Bukannya saya bosan menulis daftar harapan yang belum terwujud hanya saja saya terlalu malas. Saya ingin semuanya berjalan biasa saja.
Ada sebuah mimpi yang belum terwujud saat itu. Salah satunya yaitu pergi ke luar negeri.
Jujur, saya kerap kali berkhayal tentang negara yang ingin dikunjungi. Terkadang merasa iri pada teman atau melihat seseorang yang memiliki banyak kesempatan untuk jalan-jalan ke LN.
Lalu, mimpi itu kini satu persatu terwujud. Ini bukan perjalanan pertama kali saya di LN. Ini merupakan kesekian kali Allah ngasih saya kesempatan mengenal dunia luar.
Saya ingat pernah menulis status di tweet "kapan bisa ke luar negeri?"
Saya suka sekali bermimpi sambil sesekali mengkhayal. Bagi saya khayalan akan membantu saya mempertahankan mimpi yang ada. Sampai nanti impian itu tercapai.
Dulu, saya tak pernah muluk-muluk ingin ke luar Negeri. Bahkan, sekadar mengunjungi Jakarta itu udah seperti mimpi. Tapi, Allah perlahan mengabulkan segala doa dan keinginan saya.
Trip kemarin membuat saya amat bersyukur. Dibalik fisik saya yang tak sehat ini, Allah masih kasih kesempatan bagi saya untuk bisa melihat isi dunia, bersama kedua orang tua.
Dahulu saya kesal jika melihat kedua kakak bisa pergi bebas kemana mereka suka. Tapi sekarang saya bersyukur karena Allah mengasih kesempatan itu lewat kedua orang tua.
Bukannya saya bosan menulis daftar harapan yang belum terwujud hanya saja saya terlalu malas. Saya ingin semuanya berjalan biasa saja.
Ada sebuah mimpi yang belum terwujud saat itu. Salah satunya yaitu pergi ke luar negeri.
Jujur, saya kerap kali berkhayal tentang negara yang ingin dikunjungi. Terkadang merasa iri pada teman atau melihat seseorang yang memiliki banyak kesempatan untuk jalan-jalan ke LN.
Lalu, mimpi itu kini satu persatu terwujud. Ini bukan perjalanan pertama kali saya di LN. Ini merupakan kesekian kali Allah ngasih saya kesempatan mengenal dunia luar.
Saya ingat pernah menulis status di tweet "kapan bisa ke luar negeri?"
Saya suka sekali bermimpi sambil sesekali mengkhayal. Bagi saya khayalan akan membantu saya mempertahankan mimpi yang ada. Sampai nanti impian itu tercapai.
Dulu, saya tak pernah muluk-muluk ingin ke luar Negeri. Bahkan, sekadar mengunjungi Jakarta itu udah seperti mimpi. Tapi, Allah perlahan mengabulkan segala doa dan keinginan saya.
Trip kemarin membuat saya amat bersyukur. Dibalik fisik saya yang tak sehat ini, Allah masih kasih kesempatan bagi saya untuk bisa melihat isi dunia, bersama kedua orang tua.
Dahulu saya kesal jika melihat kedua kakak bisa pergi bebas kemana mereka suka. Tapi sekarang saya bersyukur karena Allah mengasih kesempatan itu lewat kedua orang tua.
"Jangan takut untuk bermimpi karena kamu tidak pernah tahu kapan Allah mengabulkan mimpimu."
Jadi, kapan Milana rampung? 😂😂😂
ReplyDeleteDia menebar racun Milana :((
DeleteSetujuuu mbakkk..
ReplyDeleteMimpi adl kunci...
Mari kita menyusun banyak mimpi
DeleteTak ada yang salah dengan Mimpi. Kapan nih ke Malang? :D
ReplyDeleteInsya Allah kapan-kapan ke Malang
DeleteBTW, saya sudah follow blognya, ya? :)
ReplyDeleteBermimpi bikin lebih hidup lebih semangat, karena pasti terus berusaha mewujudkannya setiap hari :)
ReplyDeleteMimpi bikin kita hidup
Deletekata Nidji mimpi adalah kunci. saya nulisin wish list tiap awal tahun dan awal bulan...
ReplyDeleteWah. Keren
DeleteSaya belum kesampaian jalan2 ke LN, entah kapan terwujudnya
ReplyDeleteInsya Allah pasti ada waktu
Delete