taken from |
Semalam hujan turun dengan deras. Berjatuhan di atas atap, menciptakan deru yang mengusir kesunyian dalam kamarku.
Semalam, aku berdiri di depan jendela. Mengamati bulir-bulir hujan berjatuhan dari langit dan beberapa tempiasnya tertinggal di jendela kamarku.
Aku melihatmu.
Di antara tempias yang tersisa di jendela. Di sana aku melihat bayanganmu. Sedang tersenyum.
Aku mencoba menghapus uap air di jendela. Tapi bayangan wajahmu masih ada.
Aku hampir saja gila karena bisa melihatmu. Kalau saja aku tak ingat bahwa itu hanya pantulan di jendela kamar.
Dru, aku merindukanmu.
Tahukah kamu?
Seandainya waktu dapat kuputar. Mungkin bukan hanya bayanganmu yang tertinggal. Tapi tubuhmu yang bisa kupeluk dengan erat.
Ah. Dru.
Hujan selalu membuatku mengingatmu.
Dru.
Hari ini hujan datang lagi. Bagaimana aku bisa melupakanmu?
Sedih sekali, mbak. :(
ReplyDeleteKayaknya musti mempraktekkan apa yang tertulis di artikel sebelum ini. :)
Hemmmm, ingat siapa tuh?
ReplyDelete@Arizuna: hihi..emang kudu belajar move on
ReplyDelete@Rida: ingat sama mantannya