Sama seperti kemarin, semua perasaanku padamu. Tak ada yang berubah. Aku tetaplah pengagum semua tulisan yang berderet panjang di linimasamu. Tapi, anehnya aku hanya berani membaca, tanpa ingin kamu ketahui. Padahal banyak kata-kata di linimasamu yang ingin kukutip atau sekadar kutekan tombol favorite. Sayangnya, aku belum berani menunjukkan keberadaanku. Terlihat gila ya? That's me.
Aku juga orang yang setiap pagi menunggu derap langkahmu yang tenang saat memasuki tempat, di mana kamu biasa menikmati sarapan pagimu dengan sebuah laptop sebagai teman setia. Lalu, aku akan berusaha mencegah temanku untuk melayanimu. Hanya dirikulah yang berhak mencatat dan mengantarkan menu kesukaanmu: secangkir ekspresso, dan Sandwich Tuna. Tidak ada yang lain. Bahkan, aku rela menukar jam kerja, demi bertemu denganmu setiap pagi.
Semua teman-teman kerja, menganggapku tak waras karena terlalu memujamu. Tapi, aku tak peduli. Bukankah, ada pepatah bahwa cinta tak harus dimiliki.
Dan, aku tak berniat memilikinya.
Cintaaa itu harus memiliki... :)
ReplyDeleteHihi :)
ReplyDeleteMakasih, sayangnya ini fiksi :)
ReplyDelete