Ribuan aksara tergeletak tanpa nyawa, ketika pena tak lagi menuliskan kisah
cinta kita.
Luka di dadaku masih saja terlalu basah untuk kau lukai
Tuan, kenapa dengan mudahnya kau hunuskan sebilah belati tepat di luka lama?
Aku terkapar karena cinta menoreh dadaku.
Tak akan ada lagi barisan larik-larik berisi tentang kamu
Tak akan ada lagi ribuan aksara yang kupintal untuk memujamu
Cukup Tuan. Cukup sekali saja pisau itu kau hunuskan tepat di dadaku
Sebab cinta tak selamanya bersemayam di sana
Kini ribuan aksaraku tergeletak di antara kertas-kertas usang, karena dirimu telah lama mati di benakku.
0 COMENTÁRIOS
Post a Comment