Kepada Pria Senja,
Tahukah kamu berapa besar aku mengagumimu?
Mengagumi seperti larik-larik puisi yang selalu tercipta di setiap tarikan penaku
Seperti barisan kata-kata yang selalu menceritakan tentangmu.
Pria senja,
Terima kasih, kepadamu yang telah mengajarkanku cara menikmati ciptaan Tuhan dengan cara yang berbeda
Mengajarkanku tentang Senja yang tabah menanti malam
...dan perlahan pergi dicuri pekatnya malam
Seperti punggungmu yang menjauh
Pada barisan awan yang memerah, pernah ada satu nama terselip di sana. Dan, kini malam mencurinya; tertinggal pekat malam tanpa bintang.
Maksdna saya mbakyu? Wahhhh :D
ReplyDeletesuka senja juga? :D
ReplyDeleteJelas kalo itu. :D
ReplyDeleteJelas salah ya :D
ReplyDeletepake laptop lah.... masa pake pena sih...??? :-P
ReplyDeleteish, merusak imajinasi :P
ReplyDelete