"Enak!!" Seringkali hanya itu yang keluar dari mulut kita, tanpa kita mencari tahu bagaimana proses yang terjadi dari tepung sampai akhirnya menghasilkan suatu makanan yang enak, dan berapa kali proses kegagalan saat membuatnya.
Di dunia yang serba modern ini, semua di tuntut serba cepat dan instan, karena waktu adalah uang sehingga seringkali ikita melupakan yang namanya proses. Suatu kata sederhana tetapi penuh arti. Belajar tidak akan pernah bermakna tanpa suatu proses, karena belajar yang baik adalah bagaimana proses mencapai kebenaran, bukan hasil akhir yang benar yang kita dapatkan. Sebagai contoh 1+1+=2 dalam proses belajar yang benar adalah bukan hasil akhir dari 1+1=2 tapi yang penting adalah bagaimana proses mendapatkan jawaban 1+1=2.
Menilik dari hasil Ujian Nasional yang baru diumumkan kemarin, beberapa banyak siswa yang tidak lulus dan beberapa banyak bakat orang yang terbuang. Sedikit kritik terhadap Unas, apakah iya Unas merupakan suatu syarat mutlak untuk lulus dan sudah mencukupi kompetensi yang dimiliki? dan apakah proses belajar mereka yang panjang sampai 3 tahun hanya dinilai dengan Unas yang materi tidak menyeluruh? ah...menurut saya itu terlalu picik, terlebih lagi dengan standar tinggi yang harus dipenuhi. Akibatnya, banyak sekolah yang melupakan tentang proses, dan berlomba-lomba membuat siswanya lulus dengan 100 % dengan cara apapun. Berdasarkan pengalaman saya, saat Unas menjelang guru-guru seringkali memberikan pesan, agar saling membantu, membantu disini adalah bagi yang pintar agar membagi jawaban dengan teman-temannya yang lain. Institusi sekolah begitu takutnya jika ada siswanya yang tidak lulus, karena itu akan mematikan pasaran mereka sehingga menghalalkan cara-cara yang dipakai muridnya supaya bisa lulus, bahkan ada yang mengajari cara mencotek yang benar. Ironis sekali bukan?
Sebenarnya bukan salah sekolah, tetapi lebih pada sistem pendidikan kita yang masih mengutamakan hasil daripada proses. Di Negara kita, hasil pendidikan masih dinilai dengan angka, bukan kompetensi apa yang mereka miliki, sehingga orang yang nilainya jelek dianggap bodoh. ah...kapan ya bisa berubah???
selamat siang semuanya :)
Setuju. Proses lebih penting ketimbang hasil Sebab, proses mengolah input menjadi output. Sebagus apapun outputnya, kalau proses yang dikerjakan salah, maka hasilnya juga ga akan bener.
ReplyDeletesalam
http://thomasandrianto.wordpress.com/2010/04/26/tragedi-taksaka/
mksh dah berkunjung mas
ReplyDelete