Holla,
Di saat Blogger lain menulis tentang perkembangan blognya, saya lebih memilih menulis tentang satu peristiwa yang cukup memberi warna di penghujung tahun 2016. Buat yang sudah berteman dengan saya di Facebook mungkin sudah pada tahu bahwa per Desember kemarin saya sudah tidak lagi aktif bekerja menjadi Guru Taman Kanak-kanak.
Sebenarnya keinginan saya untuk keluar dari pekerjaan sudah lama banget digaungkan tapi belum punya keberanian untuk mengutarakannya. Baru sekedar keinginan sendiri. Alasannya saya udah merasa capek dan kondisi fisik saya sudah banyak mengalami kemunduran. Aktivitas yang terlalu padat suka bikin imunitas menurun dan ujungnya tidak masuk kerja dalam jangka waktu yang lama. Sampai pada awal Desember lalu saya berani membicarakannya pada ortu. Dan, alhamdulillah mereka setuju.
Rencana awalnya saya keluar menjelang kenaikan kelas. Bertepatan dengan pergantian tahun pelajaran. Tapi, entahlah saya sudah merasakan ketidaknyamanan lagi dan saya memberanikan bicara di depan forum ketika rapat dengan yayasan. Kesimpulannya Yayasan tidak menolak permintaan saya, hanya saja mereka butuh waktu untuk mempersiapkan diri untuk mencari pengganti saya. Oke, saya terima alasannya.
Sebelum liburan, Kepala Sekolah mengirimkan pesan bahwa saya harus membuat surat pengunduran diri untuk program sertifikasi. Jadi, sebelumnya itu saya dapat panggilan dari Dinas Pendidikan bahwa saya masuk kuota program sertifikasi 2016. Saya sengaja nggak ambil karena emang sayanya udah capek. Ternyata itu sempat jadi polemik di kalangan rekan seprofesi saya. Saya dianggap nggak bersyukur udah dipanggil malah ditolak. *Elus dada.
Singkat cerita saya berkunjung ke dokter langganan. Memberitahukan alasan kedatangan saya hari itu dan sekaligus kontrol. Dokter saya sempat marah karena saya menggunakan alasan kesehatan untuk berhenti bekerja. Akhirnya dia memberi pilihan lain. Saya diminta melakukan echocardiografi alias USG jantung. Kalau hasilnya bagus tetap dia nggak bisa kasih surat keterangan.
Oke. Saya akhirnya melakukan echo di ruangan yang berbeda. Sedikit gugup soalnya udah lama banget nggak USG Jantung. Jujur, rasanya badan ini gemetar, perut mules nggak karuan. Tambah dag dig dug pas dokter tanya "pernah bengkak kakinya." Saya cuman bisa berdoa dalam hati sama Allah. Jangan kasih saya sakit.
Setelah selesai saya harus menunggu hasil. Pertanyaan dokter tadi masih membekas di benak. Pas disuruh masuk ke ruangan lagi, saya sudah bisa menebak raut wajah dokter. Dari hasil pemeriksaan di dapat jantung saya mengalami pelebaran dan pompanya kurang kuat. Hati saya mencelos, rasanya seluruh persendian melemas. Dokter menuliskan surat keterangan bahwa saya harus berhenti bekerja.
Ya Allah.
Pengin berhenti bekerja karena kesehatan dan Allah kasih jawabannya. Adil.
Sepanjang jalan cuman bisa bengong dan belum percaya. Jalan yang dikasih Allah ini masih belum bisa saya terima. Bisanya cuman nangis pas sholat.
Saya menyerahkan surat pengunduran diri ke sekolah dan resmi menjadi pengangguran.
Begitulah cara saya berdamai dengan status baru ini. Saya tahu ke depannya akan makin sulit tapi saya percaya Allah itu Maha Adil. Saya hanya butuh tetap bersyukur dan berpikiran positif. Selebihnya saya serahkan pada Allah.
Salam,
Swastikha
Sebelum liburan, Kepala Sekolah mengirimkan pesan bahwa saya harus membuat surat pengunduran diri untuk program sertifikasi. Jadi, sebelumnya itu saya dapat panggilan dari Dinas Pendidikan bahwa saya masuk kuota program sertifikasi 2016. Saya sengaja nggak ambil karena emang sayanya udah capek. Ternyata itu sempat jadi polemik di kalangan rekan seprofesi saya. Saya dianggap nggak bersyukur udah dipanggil malah ditolak. *Elus dada.
Singkat cerita saya berkunjung ke dokter langganan. Memberitahukan alasan kedatangan saya hari itu dan sekaligus kontrol. Dokter saya sempat marah karena saya menggunakan alasan kesehatan untuk berhenti bekerja. Akhirnya dia memberi pilihan lain. Saya diminta melakukan echocardiografi alias USG jantung. Kalau hasilnya bagus tetap dia nggak bisa kasih surat keterangan.
Oke. Saya akhirnya melakukan echo di ruangan yang berbeda. Sedikit gugup soalnya udah lama banget nggak USG Jantung. Jujur, rasanya badan ini gemetar, perut mules nggak karuan. Tambah dag dig dug pas dokter tanya "pernah bengkak kakinya." Saya cuman bisa berdoa dalam hati sama Allah. Jangan kasih saya sakit.
Setelah selesai saya harus menunggu hasil. Pertanyaan dokter tadi masih membekas di benak. Pas disuruh masuk ke ruangan lagi, saya sudah bisa menebak raut wajah dokter. Dari hasil pemeriksaan di dapat jantung saya mengalami pelebaran dan pompanya kurang kuat. Hati saya mencelos, rasanya seluruh persendian melemas. Dokter menuliskan surat keterangan bahwa saya harus berhenti bekerja.
Ya Allah.
Pengin berhenti bekerja karena kesehatan dan Allah kasih jawabannya. Adil.
Sepanjang jalan cuman bisa bengong dan belum percaya. Jalan yang dikasih Allah ini masih belum bisa saya terima. Bisanya cuman nangis pas sholat.
Saya menyerahkan surat pengunduran diri ke sekolah dan resmi menjadi pengangguran.
How I deal With It
1. Take A deep Breath
Awal-awal jadi pengangguran masih bingung mau ngapain. Mana tubuh ini masih sedikit kaget. Jadi, badan bawaanya lemas ditambah saya harus beradaptasi dengan obat yang diberi dokter. Sempat malas makan juga.
Pelan-pelan saya belajar menerima kondisi ini. Mulai melakukan aktivitas lain seperti memotret, jalan kaki untuk meredakan sedikit ketegangan.
Pokoknya lebih banyak diam sambil bikin list mau ngapain habis ini.
2. Join Yoga
Mumpung banyak waktu luang dan ada teman yang mau ngajarin Yoga. Saya pun kembali fokus sama Yoga. Baru tahap dasar tapi setidaknya saya nggak cuman tiduran di rumah.
Seminggu 2x saya membuat tubuh bergerak. Yoga dinilai aman buat kesehatan saya. Nanti deh kapan-kapan saya bikin postingan tentang yoga ini.
3. Balik Ngeblog
Berhenti bekerja berarti keluar dari zona nyaman. Uang tetap bulanan yang biasanya diterima sekarang sudah nggak ada lagi. Jadi, saya harus berusaha bagaimana caranya tiap bulan ada pemasukan. Ya, lewat blog.
Nggak terlalu ngoyo juga soalnya kesehatan lebih penting. Setidaknya saya punya kegiatan lain dan membuat otak saya tetap waras dengan nulis. Semacam menerapi diri sendiri biar nggak stress karena kurangnya kesibukan di rumah
Simak yuk: 6 Hobi Yang Bisa Membantu Melawan Stress
Simak yuk: 6 Hobi Yang Bisa Membantu Melawan Stress
4. Belajar Hal Baru
Punya banyak waktu luang sayang banget kalau nggak dipakai buat belajar hal baru. Saya sekarang dikit-dikit belajar grafis, memotret dan masak. Nanti, juga mau mencoba belajar jualan. Masih menunggu hasil evaluasi dokter.
5. Dekat dengan keluarga dan Teman
Berada di rumah membuat saya lebih dekat dengan keluarga. Membantu mami mengerjakan tugasnya, memasakkan orang di rumah dan bermain sama ketiga keponakan yang unyu.
Sesekali keluar dengan teman biar nggak bosen di rumah. Dan, lebih banyak waktu untuk bertukar pikiran dengan teman.
Baca Juga: Mengenal Teman Lewat Menulis
Baca Juga: Mengenal Teman Lewat Menulis
Salam,
Swastikha
I'm proud of you, Mbak!
ReplyDeleteKeep fight... 😘
Eniwei.. artikel yoga nya aq nantikan yaa.. pengen yoga juga nih 😉
Makasih banyak atas dukungannya ya
Deleteaku cuma pengen bilang, tetep semangat, mbak! tetep yakin dan percaya bahwa setiap kesulitan, setiap masalah, sudah disiapin jalan keluarnya oleh yang Maha Kuasa. kita hanya harus berikhtiar semampu kita untuk menemukannya.
ReplyDeletesemoga lekas pulih, dan tetap semangat beraktivitas ya mbaaaak.. :)
Simbok. Makasih udah mampir ke blog saya. Makasih banyak. Aminn
DeleteHidup itu pilihan sih Mbak. Saya juga sudah beberapa kali memutuskan berhenti bekerja di bwberapa perusahaan. Ya karena gak passion juga.... Hehehe....
ReplyDeleteSemoga sehat terus ya Mbak... Insyaallah dikuatkan
Makasih banyak. Semoga saya selalu kuat
DeleteAku rasa mbak tikha sudah memilih pilihan yang sangat tepat.. urusan kesehatan memang sangat penting mbak. Tak selamanya pekerjaan berbentuk nyata, didunia maya jg banyak pekeejaan yang membutuhkan kemampuanu mbak.. im proud of you.. Semoga kita dan keluarga serta kerabat selalu diberikan kesehatan..Amiin.. luv u mbak tikha:-)
ReplyDeleteAmin. Makasih banyak dewi :*
DeleteJalanNya kita nggak pernah tahu, bahkan kadang nggak paham. Tapi yakin lah jalanNya pasti lebih indah drpd mimpi2 kita. Susah emang memahami ini smua, aku pun sedang belajar memahamiNya.
ReplyDeleteSemangat selalu ya sayangkuuuu, sehat selalu barokah. aamiin ya Rabb
Mbak ning semoga selalu sehat dan calon debaynya 😘
DeleteKesehatan nomor 1 mbak
ReplyDeleteTetap semangat yaaaaaa
Dirumah bukan berarti tak berpenghasilan to, banyak jalan terbuka untuk bisa berkarya dari rumah, enaknya kita bisa ngatur sendiri waktunya. Tapj tetap, jauh diatas itu semua kesehatan adalah yang utama
Selamat untuk pilihannya
Semoga ini yang terbaik
Peluuuuuk
Makasih mbak arni. Iya, kesehatan yang utama
DeleteAku pun pernah memutuskan keluar dari zona nyaman mbak. Resign karena fokus hamil, secara kerjaku banyak berdirinya jadi kesehatan juga jd pertimbangan.
ReplyDeleteSemangat selalu mbak, semoga sehat selalu ya. Kita gak tahu rencana indahNya, siapa tahu banyak rencana indah yg sudah disiapkan.
Amin. Makasih mbak mbak ivon
DeleteSemangat ya mbak, jalan hidup seiap orang sudah diputuskan. Yang penting sekarang mbak jaga kesehatan dan stay happy ya. Aku resign dari kerjaan alhamdulillah masih bisa bertahan hidup. :D
ReplyDeleteAmin. makasih riska. Sehat terus ya sama calon adek bayi juga
DeleteTetap semangat dan setrong ya mbak Tikhaaa, keputusan besar itu kadang memang dilema, tapi yang penting sekarang fokus jaga kesehatan ya :))
ReplyDeleteWe love you lah, keep inspiring!
Makasih banyak
DeleteSelalu semangat ya, Mbak. Insya Allah akan sehat kembali. Aamiin
ReplyDeleteAmin. Makasih banyak
Deletecoba nulis tentang yoga mbak, biar blognya juga semakin beragam :D
ReplyDeleteBaiklah. nanti mau ngumpulin foto-foto dulu
DeleteSemangat mba Tikha, how you deal with it all in positive way, proud of you! Dan yang Yoga saya setuju banget... yoga membantu menenangkan kita ya mba Tikha :)
ReplyDeleteMakasih mbak. Semoga sehat terus
Deletekesehatan mmg jauh lebih penting...masih banyak pekerjaan yg bisa dilakukan di rumah dgn keadaan santai dan tidak melelahkan apalagi mba yang ada masalah jantung...semoga bisa segera sehat dan terus berkarya ..semangat ya mba
ReplyDeleteAmin. Makasih banyak mbak
Delete